[caption id="" align="aligncenter" width="570" caption="dok. istimewa - sumber internet"][/caption] Film ini memiliki alur cerita yang ringan tapi berisi. Pertama kali nonton saya malah berpikir ini film komedi. Ini yang saya butuhkan, komedi kocak yang ringan selingan mengerjakan tugas akhir kuliah. Tapi ternyata saya salah total, terkecoh buta. Film ini memang memiliki cara penyampaian yang ringan dan penuh dengan kekocakan, namun mengandung pesan yang magis. Pesan yang ingin disampaikan berkutat tentang kepercayaan dan kasih sayang kepada anggota keluarga yang lain. Pelajaran tentang kehidupan, yang memang sepele namun sering terlupakan. Tentang generasi lama yang memiliki pemikiran yang jauh berbeda dari generasi muda. Tentang konflik yang umum dirasakan seorang mantu pada mertua yang cuek bebek dalam artian ketus. Plot demi plot di atur sedemikian rupa dengan konflik yang dalam namun dibarengi dengan guyonan yang menghibur. Namun, kekocakan ini tak serta merta mengacaukan pesan yang ingin disampaikan dalam film ini. Penonton akan tertawa geli melihat kebodohan lakon, ngeri dengan apa yang dipertontonkan, dalam hal ini mayat yang diperlihatkan tanpa tendeng aling-aling. Seperti suatu hal yang biasa saja, dan memang wajar sekali. Cerita ini berlatar rumah Daniel, ruang tamu, ruang baca, atap rumah dan toilet. Berkisah tentang pemakaman seorang ayah dari Daniel dan Robert. Daniel adalah seorang penulis pemula yang dibayang-bayangi oleh kesuksesan karier menulis kakaknya Robert, yang langganan menulis novel best seller. Ketika itu Ayah mereka meninggal dan akan dikebumikan, namun ada upacara perpisahan yang dipimpin oleh pendeta di rumahnya. Pada scene pertama sebuah peti mati kayu berpelitur mengkilat diantar oleh mobil pengantar peti jenazah hitam dengan bunga di beberapa sudut. Peti mati ini diangkut ke dalam rumah Daniel, untungnya Daniel mengecek dengan membuka tutup peti mati tersebut, karena yang bersangkutan didalamnya ternyata bukan jasad ayahnya, tapi seseorang yang tak pernah dikenalnya. Petugas peti mati pun berjanji kembali secepatnya untuk membawa jasad ayahnya yang asli. Diceritakan, Daniel dipercaya menyampaikan pidato pendek untuk melepas kepergian ayahnya, namun dia mengalami krisis kepercayaan diri yang sangat berlebihan. Baik paman, kerabat dekat dan tamu undangan mengusulkan Robert untuk menyampaikan pidato pendek itu, dengan kepiawaiannya merangkai kata, akan membuat suasana pelepasan ini akan semakin sakral. Namun Sang istri, ternyata mendukung penuh Daniel untuk tetap teguh menyampaikan pidato pelepasan itu. “Mereka akan mendengar pidato pelepasan paling indah yang pernah mereka dengar,” tambah istrinya ketika itu. Di lain sisi, sang istri memiliki konflik mantu-mertua yang sedikit kurang harmonis. Nyonya mertua ini menepis semua perhatian yang coba diberikan oleh sang istri. Ketika sang istri menawarkan teh untuk menenangkan diri nyonya mertua, eh si nyonya malah menjawab sewot “Teh bisa membuat suasana nyaman, tapi tak dapat mengembalikan orang yang meninggal,” tentu saja tanpa melihat wajah mantunya dan suara yang keras dan datar. [caption id="" align="aligncenter" width="567" caption="dok. istimewa-sumber internet- Robert - Nyonya mertua - Pendeta ( berurutan dari kiri)"]
dok. istimewa-sumber internet- Robert - Nyonya mertua - Pendeta ( berurutan dari kiri)
[/caption] Namun cerita ini menjadi lebih menghibur gara-gara kebodohan demi kebodohan yang dilakukan oleh calon suami saudara jauh Daniel. Simon secara tidak sengaja meminum obat yang dikira pil Valium/ obat penenang, namun ternyata obat halusional. Simon berjalan sempoyongan sambil memasukkan kepala ke rerimbunan semak, mengelus-ngelus patung taman dan meracau pada nyonya mertua. Kekonyolan lain dilakukan oleh kawan Daniel yang berperawakan agak gendut yang terlalu khawatir pada bagian lain di kulitnya yang memutih, khawatir berlebihan dia akan mengidap penyakit yang serius. Konflik mulai bermunculan dan merumit. Daniel diingatkan berkali-kali toleh istrinya untuk mendepositkan rumah dan memulai hidup baru sepeninggalan ayahnya, dan pindah rumah. Daniel juga masih mendapatkan suara-suara peremehan yang ditujukan pada dirinya sebagai pemberi pidato pelepasan. Puncaknya seorang lelaki kerdil mengaku pada Daniel bahwa ayahnya adalah pasangan homonya. [caption id="" align="aligncenter" width="590" caption="dok. istimewa- sumber internet- si lelaki kerdil"]
dok. istimewa- sumber internet- si lelaki kerdil
[/caption] Dan apabila Daniel tidak memberikan ganti rugi, lelaki kerdil akan menyebarkan foto seksny pada seluruh tamu. Ketakutan nama baik ayahnya akan tercemar. Daniel meminta waktu untuk berfikir. Danil mengobrol dengan Robert dan sepakat untuk memberikan uang. Ketika menuliskan cek, lelaki kerdil tak hentinya mengoceh tentang hidup Daniel yang menyedihkan, berada dalam bayang-bayang Robert, dan tak henti memuji karya-karya Robert. Robert tanpa memberikan pembelaan pada adiknya, malah mengucapkan terimakasih atas pujian itu. Akhirnya Daniel naik pitam dan bersikukuh tak akan memberikan uang sepeserpun padanya. Si Lelaki kerdil murka dan beranjak hendak menyebarkan foto pada tamu undangan, tapi Robbert malah mengikatnya dan kemudian Daniel membantunya. Ketika kawan gendut Daniel masuk, dia memberikan pil dari botol valium yang diminum oleh Simon. Berfikir itu adalah obat penenang, si gendut memberikan 5 butir pil. Secara tak terduga, si peracik obat yang mencari2 botolnya, masuk ke dalam ruangan dan membeberkan fungsi obat itu. Merasa bertanggung jawab, dia bersama si gendut menjaga lelaki kerdil dari kebodohan yang mungkin dilakukannya akibat menegak pil tersebut. Kekacauan bertambah kompleks ketika kakek Daniel ingin memakai toilet yang berada di dalam ruang baca, tempat penyekapan si kerdil. Si gendut dan peracik lengah hingga akhirnya si kerdil terpeleset ketika lompat2 di sofa. Dia jatuh dan kepalanya terbentur meja kaca dan langsung terkapar tak bergerak. Akhirnya mereka memutuskan menguburkan si kerdil bersama ayah mereka, dengan memasukkan si kerdil ke dalam peti mati. Dengan kerjasama yang baik dan situasi yang mendukung, si kerdil berhasil dimasukkan ke dalam peti mati. Tiba saat pemberian pidato, peti tiba2 membuka dan undangan menjeplak histeris., suasana menjadi gaduh. Si kerdil yang masih dalam pengaruh obat halusional histeris memanggil mayat dihadapannya dengan sebutan sayang. Terbeberlah hubungan cinta terlarang mereka berdua. Ditengah-tengah keseruwetan itu.............. Daniel berkata keras dan tegas. “My father is a good man.” Hadirin seketika itu terdiam. Bahkan si kerdil. Suasana menjadi sunyi dan kaku. Daniel melanjutkan puji-puji tentang ayahnya. Tentang kehidupan. Yang bagaimanapun tak mungkin mudah dilalui, ada aral melintang di sepanjang jalan. Dan ayahnya sudah melakukan apa yang terbaik. Menyayangi segenap anggota keluarganya. Doing so great. Film ini diakhiri oleh martha seorang anak yang memutuskan jalan hidupnya untuk menikahi simon, walau ayahnya tidak setuju. Tentang ini adalah hidupnya tanggung jawabnya, hingga dia luluh. Tentang raboert yang tersadarkan bahwa dia terlalu asik menikmati pencapaiannya tanpa berbagi dengan keluarganya. Film ini mengajarkan kepada kita, untuk menerima kesalahan orang lain selapang kita, mempercayai keluarga, menghargai tiap keputusan danyang terpenting merelakan kepergian mereka dengan mengiklaskan apapun kesalahan mereka, menerima cinta dan kasih yang telah mereka tinggalkan dan kekal di hati kita. Saya merekomendasikan film menakjubkan ini untuk anda tonton sesegera mungkin!! U’ll enjoy it... =D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya