Mohon tunggu...
Dimyat Aa Dym
Dimyat Aa Dym Mohon Tunggu... Guru - Bergabung mulai tahun 2012 dan Buku Perdananya tahun 2020 berjudul "Pendidikan Berbasis Al-Qur'an & Pancasila"

Seorang guru dan pendidik di sekolah yang telah mengabdikan dedikasinya untuk tunas-tunas bangsa lebih dari 20 tahun. Blog : www.dimyativi.blogspot.com , twitter : @dimyat1, FB : Dimyat Muqsith

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inilah Ayat-ayat Hidup Mewah Asalkan Halal dan Barkah

7 April 2013   04:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:36 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1365283446423865654

Inilah Ayat-Ayat Hidup Mewah Asalkan Halal dan Barkah

[caption id="attachment_253160" align="aligncenter" width="300" caption="Anis Matta dengan Jam .... nya (http://auqi1406.files.wordpress.com)"][/caption]

Pembaca yang dirahmati Allah entah apa yang melatar belakangi penulis untuk membuat tulisan dengan judul di atas, yang jelas dalam kehidupan ini kita selalu dihadapkan kepada 3 situsai  atau 3 dimensi yakni dimensi ruang, waktu serta keadaan.

Dimensi ruang, waktu waktu dan keadaan biasanya selalu beriringan, saat kita belum lahir ke dunia ini berarti kita dalam dimensi ruang alam rahim, dimensi waktu minus waktu kelahiran (minus 9 bulan sampai 0 bulan), dan dimensi keadaan masih berupa bayi dalam alam rahim atau kandungan.

Setelah kita lahir kita berada dalam dimensi ruang alam dunia, waktu bayi, batita, balita, anak, remaja, pemuda dan dewasa sampai orangtua dan setelah mati kita berada dalam ruang alam kubur atau barzah menuju alam akhirat, waktu yang juga ghoib bagi kita karena kita telah wafat, keadaan jasad kita sudah jadi mayat.

Yang akan kita bahas pada kesempatan ini adalah fase yang kedua yakni ruang alam dunia, waktu alam dunia dan keadaan bisa kita kelompokan ke dalam dua keadaan sesuai dengan dua ujian yang telah dan akan Allah ujikan kepada kita yaitu diuji dengan kebaikan seperti nikmat kekayaan dan berlimpahnya harta yang serba WAH sehingga kita disebut dengan orang yang serba WAH, yang pada akhirnya disebut orang yang “ME-WAH” atau juga mewah, dan diuji kita juga bisa jadi diuji dengan dengan kekeburukan seperti kemiskinan atau kekurangan harta alias tidak pas untuk kebutuhan dasar hidup kita sehingga kita tidak termasuk orang yang mewah, bahkan kategori orang yang pas-pasan pun tidak mencukupi.

Misalnya pas mau ke pasar ada uangnya, pas mau ke tempat hiburan ada kendaraann ya, pas mau belanja perhiasan dan bepergian ada sarananya pokoknya pas-pasan lah kartegori ini masih enak bagi kita bahkan hampir menyamai atau sama dengan hidup ME-WAH tadi. Pokoknya berbeda dengan orang yang kekurangan atau miskin tadi.

Pertanyaan nya sekarang dalam hidup ini kita mau diuji dengan kebaikan (Kemewahan) atau keburukan (kemiskinan) ? pasti  jawaban kita sama yakni kebaikan (harta banyak dan melimpah)

Namun ternyata dalam realita hidup manusia kebanyakan manusia lebih siap diuji dengan kesusahan atau kemiskinan, buktinya jika ekonomi kita lagi seret kita sangat rajin beribadah, sementara ketika kita hidup me-wah atau harta kita berlimpah kita sering lupa beribadah, sering meninggalkan shalat, sering meninggalkan ngaji dan mengabaikan ibadah sunnah lainnya. Seharusnyak ketika kita hidup serba wah dan harta kita berlimpah maka kita diberi kesempatan untuk banyak bersyukur dengan berbagai amalan ibadah dan amal soleh lainnya.

Jadi kesimpulan sementara penulis adalah kita lebih mau diuji dengan kebaikan tapi kita lebih kurang siap ujian kebaikan itu, nyatanya kita lebih banyak orang yang bersabar daripada orang yang bersyukur, itulah dua kata kuncinya hidup sebagai muslim yang beriman, hanya ada dua pilihan syukur dan sabar. Syuukur dan sabaar ini harusnya menempati dalam diri kita porsi dan posisi sama yakni fivety-fivety sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW “As-Shobru Nisful Iman” Sabar itu adalah setengah dari keimanan, setengah lagi kita isi dengan kesyukuran.

Terkait dengan itu maka marilah kita ubah mindset hidup kita agar kita imbang antara syukur dan shabar, agar kita lebih siap diuji dengan kekayaan dengan kata lain kita siap menanggung konsekwensi dari kita hudup kaya, berkaitan dengan itu jika ada orang yang masih mempermasalahkan seseorang atau tokoh atau presiden partai yang penampilan kaya, hudupnya juga kaya padaha dia sudah menunaikan hak-haknya dari kekayaan itu.

Dalam arti dia sudah bersyukur dengan kekayaannya dan tidak kufur maka jawabannya mungkin bisa jadi beliau atau seseorang atau tokoh partai tersebut memiliki dalil berupa Ayat-Ayat Hudup Me-Wah Asalkan Halal dan Berkah, sebagaimana saya “copy paste” dari program “qur’an in word” di bawah ini :

ALBAQOROH (2)

2;43.  Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'[44].

[44]  yang dimaksud ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.

ALI IMRON (3)

3;14.  Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

3;15.  Katakanlah: "Inginkah Aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.

[186]  yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.

AN-NISA (4)

4;3.  Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil[265], Maka (kawinilah) seorang saja[266], atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

[265]  berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah.

[266]  Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat Ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para nabi sebelum nabi Muhammad s.a.w. ayat Ini membatasi poligami sampai empat orang saja.

( AYAT ASURAT 4/ANNISA INI DIMASUKAN JUGA KEPADA AYAT POLIGAMI DALAM ISLAM)

AL-A’RAF (7)

7;32.  Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang Telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat[536]." Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang Mengetahui.

7;33.  Katakanlah: "Tuhanku Hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui."

[536]  Maksudnya: perhiasan-perhiasan dari Allah dan makanan yang baik itu dapat dinikmati di dunia Ini oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tidak beriman, sedang di akhirat nanti adalah semata-mata untuk orang-orang yang beriman saja.

AL-MUNAFIQUN (63)

63;9.  Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.

Salam Hidup We-Wah, Salam Sehat Ala Saya, dan Salam Sejahtera bagi semua Pembaca khususnya Teman/Anggota/Klg Besar Kompasianer. [ ]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun