Mohon tunggu...
Dimyat Aa Dym
Dimyat Aa Dym Mohon Tunggu... Guru - Bergabung mulai tahun 2012 dan Buku Perdananya tahun 2020 berjudul "Pendidikan Berbasis Al-Qur'an & Pancasila"

Seorang guru dan pendidik di sekolah yang telah mengabdikan dedikasinya untuk tunas-tunas bangsa lebih dari 20 tahun. Blog : www.dimyativi.blogspot.com , twitter : @dimyat1, FB : Dimyat Muqsith

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saya Simpati dengan Emha Ainun Najib

11 Juni 2012   02:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:08 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SAYA SIMPATI DENGAN EMHA AINUN NAJIB

Oleh : Dimyat, S.Ag.

Mendengar sosok namanya, saya termasuk orang yang simpati dengan nama yang satu ini, disamping termasuk budayawan yang sangat kritis. Kritis dengan masalah sosial kemasyarakatan bangsa ini, sehingga ketika membaca tulisan-tulisannya terkadang kita ikut larut serta berkecamuk sambil kita berharap semoga dimasa yang akan datang akan hadir sosok pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya, luas wawasannya, sholeh kepribadiannya, peduli dan faham persoalan umat dan rakyatnya dan luas juga pergaulannya, serta memiliki patriotisme tinggi bukan hanya basa-basi. Siapakah gerangan sosok yang dimaksud budayawan, penulis buku oleh penulis, ya dialah Emha Ainun Najib.

Suatu ketika saya mendapatkan hadiah buku dari seorang wartawan Pos Kota, beliau sahabat sekaligus orangtua murid saya di salah satu sekolah dasar Islam Terpadu. Namun ketika saya baca judulnya membuat saya berfikir beberapa saat, mendalami apa yang diharapkan oleh si penulis buku dan mengapa menggunakan judul yang merupakan kalimat yang menurut hemat saya agak berlebihan dan terlalu liberal, buku itu berjudul DEMOKRASI, LA ROIBA FIH terbitan salah satu penerbit ternama di Jakarta. Walaupun sempat juga terpikir bahwa judul itu hanya sekedar agar menarik perhatian banyak orang, bukan menyamakan demokrasi dengan kitab suci, karena kalimat LA ROIBA FIH adalah kalimat suci yang tertera dalam Al-Quran surat Al Baqoroh (2) ayat 2.

Siapa gerangan penulis buku di atas? Ternyata ia adalah Emha Ainun Najib, sosok yang saya ceritakan di atas. Terkepas dari maksud dan tujuan si penulis atau penerbit buku tersebut menggunakan kalimat yang menurut hemat saya kurang pas penempatannya karena diawali denga kata DEMOKRASI, dimana kita tahu bahwa masih ada sebagian golongan umat islam yang belum sependapat dalam rangka memperjuangkan aspirasi umat melaui jalur demokrasi, tetapi karena mereka belum mampu menawarkan solusi apa selain demokrasi untuk memperjuangkan umat ini, maka terkadang sikap mereka juga kurang konsisten dengan perjuangannya itu. Sehingga kita berharap semoga mulai saat ini semua komponen umat harus sudah sama visi dan persepsinya tentang perjuangan dan tentang demokrasi ini.

Dan sejauh ini setahu saya tidak ada yang keberatan dengan judul buku di atas, bahkan bisa jadi kalau membaca lebih mendalam isi buku tersebut yang ada adalah apresiasi dan layak mengungkapan ucapan terima kasih kepada penulis buku dalam hal pembelaan dan wala atau loyalitasnya terhadap nilai-nilai Islam, sebagai contoh saya kutif salah satu bagian dari buku tersebut yaitu dari bagian enam dengan judul PERANG BESAR DIBATALKAN, dan sub judul KRISIS KEMANUSIAAN ISRAEL dalam penjelasannya Emha Ainun Najib meulis :

Kalau mungkin, kapan-kapan berkunjunglah ke Kantor Perdana Menteri Israel dan mintalah diizinkan memasuki ruang khusus yang berisi segala data tentang Indonesia.

Segala sisi data dan fakta tentang NKRI, pemetaan kekayaan alamnya, kekuatan-kelemahan politik dan militernya, pemetaan sosial budayanya, daftar tokoh-tokoh segala bidang, update peristiwa-peristiwa apapun yang diperbarui dalam ukuran minggu. Secara intelejen maupun secara ilmu pengetahuan, jangan dulu tidak percaya bahwa Israel lebih mengetahui Indonesia dibanding Indonesia mengetahui dirinya sendiri.

Kalau masih mau bersabar hati dan berlapang pikiran, tuliskan di dalam dirimu probabilitas bahwa Israel mengetahui sesuatu yang khusus tentang Indonesia – masa silam hingga masa depan – yang Indonesia sendiri sebagian pernah tahu tapi malas mengidentifikasinya, sebagian lain memang belum pernah tahu sama sekali. Iseng-iseng bukalah us-israel.orgdan dapatilah center main displaypeta Republik Indonesia dengan sejumlah tempat ditandai denga warna merah mencolok, seolah-olah ia dibikin oleh Indonesia dan tentang Indonesia.

Dengan sengaja karena penasaran saya ingin membuka dan membaca website us-israel.org. seperti yang diungkapkan oleh Emha Ainun Najib, ternyata benar bahwa bagian tertentu peta Indonesia sudah diwarnai merah menyala. Namun yang saya heran ketika kita akan membuka menu-menu yang ada dalam website itu mulai dari jewish names, learn hebrew, historic maps, jewish history, concentration camps, jewish girls, ark of the covenant, holocoust suvivors, jewish community,coversion judaism dan israel tours semuanya tidak ada yang bisa dibuka (9 Juni 2012).Ada tiga kemungkinan mengapa wesite tersebut tidak bisa dibuka, pertama karena sudah aktif (rasanya ga mungkin), kedua sengaja hanya orang-orang tertentu yang bisa mengakses website itu, ketiga website tersebut kontennya memang hanya segitu.

Penulis juga sangat apresied dan terinspirasi dengan gaya tutur kalimat dalam tulisan selanjutnya masih di sub judul yang sama yakni tentang kisruh masalah Timur Tengah wabil khusus masalah Palestina akibat tidak berdayanya kita dan negara kita juga termasuk negara-negara lainnya sekalipun dengan organisasi negara-negara se alam dunia ini yakni PBB yang tidak tegas sehingga Israel bisa berbuat sesuai keinginan dan hawa napsunya, Emha Ainun Najib menulis :

Israel berani dan telah berhasil mempermainkan dunia, tetapi Indonesia terbukti juga sangat berani dan sukses mempermainkan dirinya sendiri. Israel setuju pada usulan PBB. Lumaya puas menempelengi harga diri Palestina dan membunuhi ratusan warganya, sekarang Israel menjadi pihak yang memiliki kearifan dan kemuliaan karena mau beristirahat menempeleng. Dia tidak mendapat sangsi apapun dari PBB, dari negara-negara Arab, serta dari siapapun saja. Nanti kalau ritme sudah bergulir dan momentumnya tiba: tempeleng lagi.

Semoga tulisan di atas bermanfaat bagi khususnya bagi saya, keluarga, para peserta didik dan umat islam pada umumnya serta kaum muslimi- muslimat dimana saja adanya, wallahu a’lam. [DM]

Dimyat, S.Ag.

Email : sembuhindonesiaku@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun