Piala Asia U-19 2018 akan segera dimulai sore hari ini. Â Indonesia untuk ketiga kalinya menjadi tuan rumah untuk Turnamen sepak bola U-19 Â antar negara-negara Asia tersebut. Â Sebelum tahun 2018, Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia U-19 Â tahun 1990 dan 1994. Â Pada dua kesempatan tersebut Timnas Indonesia gagal lolos dari penyisihan Grup[1].
Di antara dua kesempatan sebelumnya sebagai tuan rumah, perhatian penulis tertuju pada kiprah Timnas U-19 24 tahun silam di Piala Asia U-19 1994. Â Penulis melihat catatan menarik berkaitan dengan kiprah Timnas Indonesia U-19 24 tahun silam.
Ada apa dengan Timnas U-19 di Piala Asia U-19 1994? Â Timnas Indonesia U-19 pada saat itu dinamakan sebagai PSSI Primavera yang tujuan akhirnya adalah Kualifikasi ke Olimpiade 1996. Â Sebagai persiapan untuk mencapai tujuan tersebut, Timnas U-19 dikirim ke Italia untuk berkompetisi di Kompetisi Primavera selama satu musim[2]. Â
Timnas U-19 bahkan dilatih oleh Romano Matte, pelatih Italia yang punya reputasi bagus di kalangan tim Primavera di Italia. Â Dari hasil 'belajar' di Italia tersebut, para pemain mendapatkan wawasan dalam hal hal taktik dan juga skill permainan. Â Hal ini ditambah dengan direkrutnya 3 pemain Timnas U-19 oleh Sampdoria Primavera:Kurnia Sandy, Kurniawan Dwi Yulianto, dan Bima Sakti[3]. Â
Dari ketiganya, Kurnia Sandy bahkan menjadi bagian dari Tim Utama Sampdoria sebagai kiper keempat. Â Namun Kurniawan menjadi pusat perhatian diantara ketiganya. Â
Sebelum direkrut oleh Sampdoria Primavera, Kurniawan sempat meraih gelar pemain terbaik Turnamen Mantova bersama PSSI Primavera. Â Kurniawan memang kemudian gagal masuk ke tim utama Sampdoria, namun mendapat kontrak dari Tim di kasta Utama Liga Swiss: FC Luzerne[4].
Dengan diperkuat pemain yang berstatus pemain dari klub Eropa ditambah pengalaman berkompetisi di sana, Indonesia seharusnya punya modal untuk lolos dari penyisihan grup di Piala Asia U-19 1994. Â Namun Indonesia sebagai tuan rumah kembali mengulang kegagalan 4 tahun sebelumnya. Â Modal pengalaman di Eropa tidak mampu dituangkan Kurniawan cs. di lapangan. Â
Timnas U-19 saat itu hanya berhasil mengoleksi 5 poin dari 1 kali menang , dua kali imbang , serta satu kekalahan. Â PSSI Primavera sebenarnya berpeluang lolos ke Semi final di pertandingan terakhir melawan Irak namun hasil 'kaca mata' memupuskan peluang tersebut. Â Beberapa faktor yang dianggap menjadi penyebab kegagalan Timnas U-19 saat itu diantaranya adalah koordinasi permainan dan penyelesaian akhir[5].
Kondisi tersebut hampir sama dengan perjalanan Timnas U-19 yang akan berlaga di Piala Asia U-19 2018. Â Timnas U-19 tahun lalu mengikuti Turnamen Toulon di Prancis sebagai persiapan awal menghadapi Piala Asia U-19. Â Pada Turnamen tersebut, Timnas U-19 memang sama sekali tidak mendapatkan poin dari 3 pertandingan namun berhasil menunjukkan permainan yang menarik di antara wakil Asia. Â Salah satu pemainnya, Egy Maulana Vikri bahkan meraih gelar pemain muda paling potensial Jouer Revelation Trophee di Turnamen tersebut. Â Egy bahkan kemudian dikontrak klub Ekstraklassa Polandia Lechia Gdansk.
 Persamaan antara timnas U-19 (PSSI Primavera) dengan Timnas U-19 yang akan tampil di Piala Asia U-19 2018 di antaranya adalah: persiapan di Eropa[Kompetisi Primavera Italia: Timnas U-19 1994; Turnamen Toulon Prancis:Timnas U-19 2018] dan pemain klub kasta utama di Eropa [Kurniawan (FC Luzern):Timnas U-19 1994; dan Egy Maulana(Lechia Gdansk:Timnas U-19 2018].  Hal ini ditambah dengan komposisi lawan di penyisihan Grup yang sama-sama didominasi tim dari Timur Tengah.  Pada Piala Asia U-19 1994, tiga dari empat tim yang menjadi lawan Timnas U-19 berasal dari Timur Tengah: Irak, Qatar, dan Suriah[5]. Sementara di Piala Asia U-19 2018, Timnas harus berhadapan dengan dua tim dari Timur Tengah: Qatar dan Uni Emirat Arab[6].
Dengan melihat beberapa kesamaan tersebut, Timnas U-19 tentu diharapkan tidak mengulang kegagalan pendahulunya 24 tahun silam.  Penulis justru berharap Timnas U-19 akan mendapat 'keberuntungan' seperti yang diperoleh Timnas U-19 di Piala Asia U-19 1978.  Pada saat itu, Timnas U-19 memang hanya  lolos ke Perempat Final Piala Asia U-19 namun faktor keberuntungan membuat Timnas U-19 lolos ke Piala Dunia U-20 1979[7]. Â