Dalam sebuah pertempuran, pasukan Samurai tidak hanya menggunakan Katana sebagai senjata utama namun juga menggunakan wakizashi yang merupakan semacam pedang pendek. Â
Pemasangan antara Katana dan wakizashi sendiri dinamakan Daisho yang diartikan sebagai pasangan panjang-pendek. Â Penggunaan keduanya memang biasanya dilakukan bergantian, namun Samurai legendaris Miyamoto Musashi menggunakan keduanya secara bersamaan. Â Musashi mengembangkan tehnik bernama Niten Ichi-ryu yang merupakan penggunaan kedua jenis pedang dengan lebih selaras.
Tim Samurai Biru Jepang setelah lolos ke Fase 16 Besar harus berhadapan dengan Tim Setan Merah Belgia. Â Belgia menjadi pemuncak di Grup G dengan 9 poin dan menjadi tim paling produktif di Penyisihan Grup dengan 9 gol. Â Sedangkan Jepang lolos karena adanya 'hadiah' dari Fair-Play.
Pada ajang Piala Dunia, Jepang dan Belgia sebelumnya sempat bertemu 16 tahun silam di Fase Penyisihan Grup. Â Pada saat itu, Jepang ditahan imbang 2-2 oleh Belgia. Â Secara keseluruhan, Jepang dan Belgia sudah bertemu 5 kali. Â Jepang menang 2 kali sedangkan Belgia menang sekali. Â Jepang terakhir kali menang atas Belgia 5 tahun silam. Â Sedangkan satu-satunya kemenangan Belgia terjadi November tahun silam [1].
Melihat pertemuan terakhir kedua tim dan performa Belgia di Penyisihan Grup, Belgia tentu lebih diunggulkan. Â Hal ini ditambah dengan Ranking FIFA dari Belgia yang merupakan tim terbaik ketiga [2]. Dibandingkan dengan Jepang yang hanya ranking 61, Jepang seperti tidak ada kesempatan.
Berhadapan dengan Belgia yang tampil mengesankan di Fase Penyisihan, Jepang memang tidak bisa hanya mengandalkan semangat pantang menyerah. Â Jepang perlu segera menemukan 'senjata lain' untuk menghentikan Belgia. Â Seperti halnya Musashi yang menggunakan Katana dan Wakizashi secara selaras, tim Samurai Biru juga harus mengkombinasikan semua taktik dan strategi untuk menaklukkan Tim Setan Merah.
Belgia sebagai lawan bagi Jepang memang menunjukkan performa yang mengesankan selama Fase Penyisihan Grup.  Belgia tidak hanya menjadi tim paling produktif selama Fase Penyisihan.  Belgia juga mempunyai catatan statistik penyerangan yang bagus. Belgia tercatat sebagai ranking 5 untuk jumlah percobaan tendangan serta  ranking 1 untuk jumlah tendangan tepat sasaran.
Namun dengan catatan di atas, bukan berarti Jepang harus menyerah.  Jepang memang hanya ranking 25 untuk jumlah percobaan tendangan dan ranking 17 untuk tendangan tepat sasaran.  Namun Jepang punya prosentase tendangan meleset yang lebih rendah dari Belgia (Jepang 35.5%; Belgia 35.85%).  Jepang juga punya catatan yang lebih bagus dalam statistik pertahanan.  Jepang mencatatkan jumlah balls recovered sebanyak 126 kali serta jumlah tackle dan clearance sebanyak 115.  Catatan tersebut mengungguli Belgia yang mencatatkan 117 kali balls recovered serta jumlah tackle dan clearance 69 kali [3].
Di luar catatan tersebut, Jepang juga mempunyai catatan menarik berkaitan dengan kelolosan mereka ke Fase 16 Besar. Â Jepang pertama kali lolos ke Fase 16 Besar di Piala Dunia 2002. Â Jepang saat itu kalah 0-1 dari Turki. Â Jepang kemudian kembali lolos ke Fase 16 Besar delapan tahun kemudian di Piala Dunia 2010. Piala Dunia 2010, Jepang kembali tersingkir di Fase 16 Besar namun kali ini lewat adu penalti melawan Paraguay. Â
Delapan tahun berselang di Piala Dunia 2018, Jepang sekali lagi lolos ke Fase 16 Besar sekarang berhadapan dengan Belgia. Â Melihat hasil yang didapatkan Jepang pada Fase 16 Besar di 2002 dan 2010, terlihat seperti ada progres hasil yang diperoleh Jepang. Â
Piala Dunia 2002, Jepang tersingkir karena kalah tipis di waktu normal. Â Piala Dunia 2010, Jepang tersingkir hanya karena adu penalti. Â Jika progres dari hasil Jepang di Fase 16 Besar Piala Dunia terus meningkat, maka ada kemungkinan Jepang dapat lolos ke Perempat Final. Namun memang ada rintangan yang bisa menghalangi progres tersebut. Â Ranking FIFA Belgia jauh lebih tinggi, dibandingkan dengan Turki pada Piala Dunia 2002 serta Paraguay di Piala Dunia 2010 [4][5].