Mohon tunggu...
Dimitra Indonesia
Dimitra Indonesia Mohon Tunggu... Solusi Pertanian Berbasis Teknologi Informasi

Dimitra Incorporated adalah perusahaan Agtech global dengan misi membantu petani kecil di seluruh dunia. Melalui pendekatan berbasis data, Dimitra membantu petani meningkatkan hasil panen, mengurangi biaya, dan memitigasi risiko.

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency

Membantu Petani-petani Afrika Meningkatkan Hasil Pertanian dengan Kripto

10 Oktober 2023   12:00 Diperbarui: 10 Oktober 2023   12:06 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cryptocurrency. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Dibantu oleh blockchain dan AI, petani kecil dapat memanfaatkan data dengan lebih baik untuk mendapatkan hasil panen yang lebih banyak. Namun, beradaptasi dengan teknologi baru tentu bukanlah sesuatu yang mudah.

Data―mendengarnya saja sudah memunculkan gambaran yang membosankan dan suram di benak kita. Kripto―istilah yang jauh lebih menarik―menggambarkan naik-turun yang fluktuatif, kemajuan baru yang mendebarkan, dan dunia baru yang berani.

Namun, saat data bertemu dengan kripto beserta teknologi yang menjadi landasannya, di situlah masa depan berada. Perpaduan dan interaksi antara data dan teknologi baru yang sedang berkembang ini akan merevolusi cara bertani di seluruh Afrika, bahkan di seluruh dunia. Saat yang tepat untuk revolusi ini adalah sekarang.

Afrika masih menjadi pengimpor makanan meskipun memiliki lahan subur yang luas. Selain itu, Afrika tidak lepas dari angka-angka yang menunjukkan masalah kelaparan yang terus meningkat karena 282 juta orang mengalami kekurangan gizi di seluruh benua, setara dengan lebih dari satu dari lima orang. Pertanian kecil tumbuh subur di Afrika. Secara khusus, pertanian kecil adalah bentuk pertanian yang dominan, dengan sekitar 33 juta pelaku yang memproduksi sekitar 80% pasokan makanan di Afrika Sub-Sahara. Pertanian kecil ini juga sangat rentan terhadap cuaca dan kondisi pasar saat ini yang fluktuatif.

Hampir setengah populasi Afrika Sub-Sahara tidak memiliki rekening bank. Hal ini berarti mereka tidak memiliki akses ke bentuk-bentuk keuangan tradisional. Akibatnya, pertumbuhan dan investasi mereka terhambat.

Namun demikian, di sinilah letak peluang bagi para petani. Seiring dengan kemajuan teknologi dan teknologi revolusioner seperti AI dan machine learning yang berkembang pesat, solusi sudah tersedia dan siap untuk diimplementasikan secara menyeluruh.

Mendapatkan Data

Menghasilkan data itu mudah dan ada banyak data yang bisa dihasilkan. Petani tahu lebih baik tentang apa yang terjadi di lahan pertanian mereka daripada siapa pun. Namun, data yang berlimpah menambah dimensi baru untuk memahami bagaimana pertanian mereka beroperasi pada tingkat yang lebih rumit. Dengan memperkenalkan internet of things (IoT) pada pertanian, tanaman petani dapat disematkan dengan sensor dan teknologi lain untuk menyediakan data secara real-time, terus menerus dan tersedia setiap saat, serta dengan intervensi minimum. Hal ini meliputi dari memantau tingkat pupuk yang dibutuhkan tanaman tertentu atau memprediksi hasil panen yang diharapkan tiap saat, hingga memahami kondisi yang menyebabkan penyakit atau kerentanan terhadap hama.

Saat data mengalir masuk, kami, Dimitra, memiliki alat untuk menganalisisnya selama proses pertanian sedang berjalan dan memberikan wawasan yang dapat dicerna berdasarkan data kepada petani untuk lebih memahami kesehatan tanaman dan pertanian. AI dan machine learning dapat diajarkan untuk membaca data dan memberikan tindakan sederhana kepada petani untuk memastikan hasil panen yang lebih baik. Atau, bisa juga untuk memitigasi risiko yang terkait dengan pola cuaca yang sebagian besar tidak dapat diprediksi. AI dan machine learning telah merevolusi bagaimana data dapat digunakan dan arah ke depannya menunjukkan tanda-tanda akan terus berlanjut.

Data yang berlimpah ini, yang kini dapat diakses melalui kemajuan teknologi, terus mendorong pertanian yang lebih baik yang akan terus membaik seiring berjalannya waktu. Selain pengetahuan dan tindakan real-time yang berdampak pada petani secara pribadi, data dalam jumlah besar juga berarti petani tidak lagi beroperasi dalam kotak-kotak yang terpisah-pisah. Jadi, ketika seorang petani di Amerika Selatan mencapai kemajuan, petani lain di Afrika dapat juga memanfaatkan pembelajaran tersebut.

Teknologi blockchain juga sekarang mulai diimplementasikan secara luas di seluruh rantai pasokan (supply chain) pertanian sebagai cara tepercaya untuk menyimpan data sekaligus memastikan keterjagaan data sebagai bukti keberlanjutan. Dalam praktiknya, tiap perusahaan atau individu yang terlibat di sepanjang rantai pasokan dapat memeriksa dan memvalidasi bukti keberlanjutan ini dengan mudah, mulai dari kebun hingga percabangan. Hal ini hanya dapat dilakukan menggunakan teknologi blockchain yang benar-benar menjamin informasi yang diberikan. Praktik ini tidak hanya mendorong transparansi di antara semua pihak yang terlibat, melainkan juga memfasilitasi penyimpanan dan pengumpulan data yang dapat diandalkan yang pada gilirannya dapat memberikan wawasan atau insight yang berguna.

Teknologi ini relatif murah untuk diimplementasikan. Setelah berjalan pun tidak dibutuhkan biaya pemeliharaan yang besar dan hasilnya pun sangat fenomenal. Petani juga memiliki akses ke semua informasi yang mereka butuhkan melalui perangkat seluler mereka. Hal ini sangat sesuai di Afrika karena laporan menunjukkan rata-rata 84% populasi memiliki ponsel pada tahun 2021 (dengan beberapa negara rata-rata lebih dari 94%).

Kripto adalah Kuncinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun