Kau bukan kawan, karena kau tak ramah.
Bukan juga seorang lawan, karena kau pun tak segan untuk menjamah.
Pergolakan ini.
Dialog di dalam kepalaku ini.
Biarlah hanya aku yang tau.
Kita saling paham bahwa kau mencium bau.
Karena kau pun bukan orang dungu.
Tapi tolong, pura-pura lah tidak tahu.
Aku malu.
Pergi.
Aku lebih baik sendiri.
Akan kuratapi lukaku ini.
Sendiri.
Maaf.
Aku belum siap.
Mengijinkan kamu merawat luka ini.
Aku masih ingin berpura-pura luka ini tidak nyata.
Nanti pada masanya.
Aku pun akan berpura-pura.
Bahwa aku baru saja menyadarinya.
Padahal sudah lama.
Aku tersiksa olehnya.
Terima kasih.
Tapi maaf.
Kupakai caramu saat kamu sudah tidak ada.
JANGAN KAMU!
Selamat tinggal.
Guru Kehidupan, yang aku terlalu malu
Bahkan untuk sekadar merindu.
~Flurry~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H