Mohon tunggu...
DiMei
DiMei Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang murid di sekolah kehidupan

Seorang manusia dan murid yang biasa-biasa saja. Ingin berbagi cerita kepada semua yang mau sama-sama belajar tentang apa saja. Berharap tulisan saya dapat menjadi sebuah titik kecil di dunia yang kadangkala terlalu sibuk untuk sekadar berhenti sejenak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Kamu!

16 Oktober 2023   12:01 Diperbarui: 16 Oktober 2023   17:48 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya marah.
Maka, saya menulis.

Dinamika hubungan manusia yang penuh dengan dialektika.
Terkadang mesra.
Terkadang penuh cedera.

Di dalam kemelut hati yang terluka, muncul sebuah cerita:

Iya, aku salah.
Tapi tolong jangan tegur aku.
Aku tidak mau melihat borok itu.
Aku tahu dia ada, tapi tidak bisa tahan apabila orang lain melihatnya.
Worse, menunjuk-nunjuknya, seolah aku sendiri tidak menyadarinya.

Bahkan seorang 'aku' pun tidak mampu membedakan, mana kawan dan mana lawan.

Kalau kau kawan, mengapa tak sekalipun kau menanyakan tentangnya?
Tak nampakkah kau borok bernanah ini?
Ah, mungkin kau tidak menyebutkan dia, karena takut aku terluka.
Karena dia menganga.
Jijik.

Kalau kau lawan, aku maklum.
Kau meneteskan air garam yang pedih.
Kau bangunkan aku dari pembiaran ini.
Menggoyang-goyangkanku dari kestabilan yang dengan susah payah kupertahankan.
Karena sudah terlalu sakit.
Ah, merecoki kehidupanku yang tentram saja!

Kau Kawan atau Lawan?

Bukan keduanya.

Kamu Guru Kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun