Belakangan ini Dimdim jadi sering  flash back. Dari masa SD, MTS sampai masa gila di SMK. Entah nggak tahu kenapa satu demi satu hadir kembali dalam benak Dimdim dan semua itu mereflesikan diri dengan pertanyaan -- pertanyaan "Apa yang sudah Dimdim lakukan selama ini?  Apa konstribusi bagi diri Dimdim dan orang lain?" pertanyaan -- pertanyaan itu muncul dari benak Dimdim yang bersahutan dengan jawaban dari Dimdim sendiri pula.
Salah satunya adalah flash back zaman puasa ketika Dimdim masih bocah, yang kalau diingat cukup menyenangkan.Berikut beberapa kebiasaan di bulan puasa ketika Dimdim masih bocah.
1. Sahur -- sahur
Ini adalah salah satu hal iconic yang biasanya dilakukan oleh bocah-bocah di daerah Dimdim tinggal. Sahur-sahur ini dilakukan dengan membunyikan beberapa barang seperti galon, botol kaca, ember bahkan petasan dengan sembari berjalan mengelilingi rumah-rumah warga.
Dimdim pernah satu kali ikut, karena ada tragedi yang nggak enak jadi Dimdim kapok nggak ikut lagi. Jadi waktu sahur-sahur, Dimdim nabuh petasan dan memasukkannya ke sela-sela pintu salah satu rumah tetangga. Orangnya keluar dengan sapu di tangan kanan, Dimdim langsung ngibrit pergi meninggalkan teman-teman lainnya, alhasil tuh orang marah besar dan menyabet teman-teman dengan sapu itu, padahal yang salah Dimdim.
Bukan cuma itu, kegiatan sahur-sahur ini juga ribet bagi Dimdim. Masa cuma nabuh tuplak-tubleng galon, botol kaca, ember dkk kudu ada latihannya, ada gladi resiknya segala kayak marching band.Â
2.Jalan - Â Jalan pagi
Kalau yang satu ini biasanya dilakukan ketika weekend, hari minggu. Di hari minggu sangat cocok untuk jalan santai setelah sholat shubuh, karena itu adalah moment udara sangat segar, nggak heran kalau jalan raya di ramaikan oleh orang yang jalan santai. Tujuan rute jalan santai biasanya menuju ke Alun -- alun yang menjadi titik kumpul. Di sana banyak pedagang dari mulai busana, mainan anak, pernak -- pernik nyampe pedagang yang menjual kasih sayang-pun ada.
Waktu zaman bocah dulu, Dimdim dan teman -- teman satu blok sering melakukan kegiatan ini. Rasanya seru ajah gituh jalan -- jalan bareng, adu kelucuan, menghirup segarnya udara pagi, melihat orang-orang baru, melihat cewek-cewek cantik sampai lupa puasa (Astahgfirullah)
Sayangnya sekarang jalanan sudah sepi dengan kegiatan ini, paling hanya beberapa tok. Entahlah pada kemana tuh bocah-bocah generasi setelah Dimdim, apakah setelah sholat shubuh tidur lagi atau lebih senang main smartphone daripada berbaur dengan alam.
3. Â Ngabuburit Main Bledugan
Cara mainnya dengan menyiapkan sebilah kayu yang salah satu ujungnya dibaluti kain dan minyak tanah. Nah sebilah kayu itu dicelupkan ke minyak tanah, lalu kayunya tinggal dimasukkan ke lubang dari bledugan tadi, otomatis akan menimbulkan bunyi.
Dulu Dimdim waktu zaman bocah sering mainan ini. Nyampe pernah tuh mainan bledugan sama teman. Di tengah - tengah main bolongan bledugan kebulnya banyak, Dimdim disuruh untuk meniup kebul itu dari ujung bledugan, tanpa ragu Dimdim menuruti, mendekati ujung bledugan dan meniupnya.Â
Ketika meniupkan, teman Dimdim yang ternyata kampret itu malah menyuled bledugannya, alhasil bledugannya bunyi dan menerbas congor mulut Dimdim yang lagi meniup-niup di ujung bledugan. Gila cuy rasanya nyut-nyutan dan setelah itu rasanya bibir Dimdim jadi lebih tebal.
Dimdim
14-05-2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H