Mohon tunggu...
Dimaz Putra Firmansyah
Dimaz Putra Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pemuncak rantai makanan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nasi Cokot: Solusi Asupan Pokok Praktis dan Ekonomis Bagi Manusia Sibuk

12 Juni 2024   08:00 Diperbarui: 12 Juni 2024   08:17 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gizi merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia. Adanya asupan gizi yang mencukupi menjadi sumber energi manusia dalam melakukan aktivitas-aktivitas, sesuai koridor mereka masing-masing. Mengonsumsi makanan kaya nutrisi akan mempengaruhi pola hidup kita, serta dampak yang dirasakan setelah melahap seporsi kandungan-kandungan gizi di dalam makanan tersebut. Dengan mengonsumsi makanan bergizi, rasa lapar akan hilang, berpikir pun senang, jiwa dan raga pun tenang.

Namun, sayangnya, masih belum banyak yang peduli dan khawatir akan pentingnya sebuah gizi dalam diri mereka. Terkadang, mereka akan melewatkan sarapan pagi-nya, kemudian berlanjut melewatkan makan siang-nya, dan seterusnya. Padahal, asupan gizi dalam setiap makanan sehat yang dimakannya adalah sumber energi, dengan fungsi lain juga sebagai zat perkembangan dan pertumbuhan manusia. 

Berbagai pernyataan, seperti kesibukan yang tidak dapat dihindari menjadi pernyataan umum yang selalu kita dengarkan. Padahal, dalam menyantap makanan kaya gizi, tidak harus sampai mengambil nasi di penanak, kemudian memasak ikan, ayam hingga matang. Kemudian, mengambil dalam porsi besar. Situasi menyantap makanan di era kehidupan maju tidak lagi seperti itu.

Beruntungnya, kita hidup di Indonesia, yang memiliki berbagai inovasi dalam keberagaman makanan-makanan, yang tentunya juga kaya akan nutrisi yang terkandung di dalamnya. Tahu bahwasannya masyarakat Indonesia merupakan salah satu penyuka nasi sebagai makanan pokok, banyak penjual makanan yang kemudian menjadikan nasi sebagai bahan pokok. Inovasi, kemudian kebiasaan, serta fenomena diatas menjadi salah satu buah yang menghasilkan inovasi makanan tersebut. Inovasi tersebut bernama "Nasi Cokot".

Ya, nasi cokot merupakan salah satu makanan yang memakai bahan dasar nasi sebagai elemen penting dalam pembuatan makanan ini. Secara bentuk, makanan ini mengingatkan kita pada makanan cepat saji terkenal, yaitu Burger. Namun, yang membedakan adalah isi-isian di dalamnya. Pada nasi cokot, bentuk nasi akan dibentuk sedemikian rupa, dengan bantuan alat pembentuk nasi, yang kemudian di dalamnya akan diisikan lauk. Umumnya, lauk yang diisikan adalah ayam suwir, sayuran, yang kemudian dibalut dengan kecap, ataupun saus sambal. Balutan ini akan menciptakan kesan tambahan yang menambah cita rasa otentik.

Para pedagang nasi cokot sendiri biasanya berjualan di pagi hari menggunakan motor saat orang-orang mulai melakukan aktivitas. Harga per-porsi nasi cokot sendiri terbilang sangat murah, hanya dibanderol sebesar Rp. 5.000 saja. Dengan harga yang sangat ekonomis dan penuh zat bergizi, kemudian praktis bisa dimakan dengan cepat, seharusnya tidak ada alasan bagi mereka-mereka yang menggunakan alasan sibuk sebagai dasar untuk melupakan pentingnya nutrisi bagi tubuhnya.

Menyayangi diri sendiri bisa dimulai dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemenuhan nutrisi dalam tubuh. Gizi tidak harus mahal, takaran nutrisi yang mencukupi akan memberikan kita dampak yang positif dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Dibanding harus berinvestasi waktu, energi dan material di rumah sakit, lebih baik relakan waktu sedikit untuk menikmati setiap bulir-bulir kandungan gizi esensial pada setiap makanan yang tersaji. Mungkin, di fase-fase sekarang, tubuh masih bisa menyanggah kebiasaan buruk ini. Namun, beberapa tahun kemudian, dampak yang diperoleh dari keegoisan orang-orang yang lalai terhadap tubuhnya sendiri ini akan terasa sangat dahsyat. Perlahan namun pasti, tubuh akan mulai terasa "goyang" seakan runtuh. Runtuh yang tidak bisa dihindari, hingga berakhir dengan nestapa. Sehubungan dengan itu, marilah kita fokus menjaga serta merelakan waktu sedikit demi investasi pada tubuh yang telah memberikan kita banyak manfaat. 

Dimaz Putra Firmansyah

PDB-81

Universitas Airlangga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun