Aku harap kedepannya aku bisa memperbaiki kesalahan ini, salah fokus.
Kesimpulannya adalah kita harus fokus pada persiapan bukan pada kejadian. Lagi aku tulis bahwasannya akan lebih baik jika kita mengetahui apa yang akan terjadi seperti bocoran akhirat di Al-Qur'an, work-flow di pekerjaan, kontrak matakuliah pada pertemuan pertama, dan lain-lainnya. Tak berarti pula aku menolak sikap visioner. Namun hal tersebut bukan berarti membuat kita fokus pada hal tersebut. Yang menjadi fokus kita adalah persiapan/bekal selama proses menjalaninya. Sebagai seorang muslim juga kita percaya bahwa hanya Allah yang tahu apa yang akan terjadi dimasa depan pada diri kita, apa hasil yang akan didapat atas pilihan yang kita putuskan, dan lain halnya yang itu termasuk pada takdir. Semoga siapapun yang membaca tulisan ini, aku harap engkau mendapatkan manfaat baik dan menyaring lalu membuang hal-hal buruk yang menjadi kekurangan tulisan saya. Ups jangan dulu dibuang, beritahukan dulu pada saya sebagai bahan kritikan yang itu bermanfaat untuk perkembangan saya dalam menulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H