Mohon tunggu...
Dimas Zimy Zafar Sidiq
Dimas Zimy Zafar Sidiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya sharing pengetahuan yang saya dapat dengan sumber yang dapat dipertanggung jawabkan yang juga membentuk skill storytelling

Selanjutnya

Tutup

Diary

Persiapan itu lebih penting daripada kejadian

18 Juni 2023   14:50 Diperbarui: 18 Juni 2023   14:54 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Persiapan

"Persiapan itu lebih penting daripada kejadian"

Aku Baru menyadari bahwa selama ini aku terlalu terfokus pada apa yang akan terjadi ketimbang memikirkan persiapan atas apa yang akan terjadi, apa yang akan aku hadapi. Seperti contoh saat ini aku akan menjalankan program pertukaran mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Aceh di Banda Aceh kurang lebih selama 4-5 bulan. Itu merupakan waktu yang tidak sedikit untukku apalagi hal tersebut merupakan hal baru bagiku, sebuah tantangan hidup baru yang belum pernah aku lakukan sebelumnya. Nah aku terlalu memikirkan apa yang akan aku lakukan disana, apa yang akan terjadi disana, ketimbang apa yang seharusnya aku persiapkan untuk disana. Memang mengetahui apa yang akan terjadi akan lebih baik daripada tidak mengetahui samasekali tapi hal tersebut itu tujuannya agar aku mempersiapkan segala hal yang aku perlukan ketika hendak menghadapi kejadian tersebut. Bukannya malah terpaku saja, terlalu banyak meraba atau membayangkan yang akan terjadi tanpa melakukan sesuatu yang berkorelasi dengan keperluan persiapan untuk disana. Itu menjadi buang-buang waktu bagiku.

Sama halnya dengan aku yang selalu dibuat sibuk dengan melihat wanita. Pffttt percayalah pada yang akan aku gambarkan terkait diriku disaat sekarang apabila tentang wanita. Aku ketika menyukai seorang wanita, atau setidaknya belum muncul rasa suka namun hanya penasaran saja. MasyaAllah layaknya seorang detective yang sedang mengumpulkan informasi untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Layaknya seorang sniper yang sedang memperhatikan target lawannya, dimana lokasinya, perawakannya seperti apa, bagaimana lingkungan sekitarnya, dan lain-lainnya. Aku terlalu terfokus pada siapa wanitanya bukan pada apa yang harus aku persiapkan untuk meminangnya, atau lebih enak persiapan untuk pernikahannya. Aku benar-benar baru menyadarinya.

Sebagai seorang muslim Iman kepada hari kiamat merupakan suatu kewajiban, dan kiamat itu sendiri merupakan kepastian yang akan terjadi. Banyak yang bertanya-tanya kapan waktu itu terjadi. Hingga banyak juga orang yang memprediksi terjadinya kiamat berdasarkan observasi mereka. Padahal bukan seperti itu sikap yang seharusnya diambil dan dilakukan oleh seorang muslim. Satu kisah rasulullah pernah di spam pertanyaan tentang kapan hari kiamat itu terjadi. Beliau mendiamkan pertanyaan tersebut hingga pertanyaan itu di spam berkali-kali dan jawaban beliau malah berupa sebuah pertanyaan balik atas para penanyanya. "Memangnya, apa yang telah engkau persiapkan ?". Pertanyaan sekaligus jawaban telak bagi mereka hingga membuat mereka semua terdiam. Dari kisah ini aku dapat menyimpulkan bahwasannya persiapan lebih penting daripada kejadian yang akan kita hadapi. Cukup kita tau apa yang akan kita hadapi seperti cukup kita tau bahwa kiamat itu pasti akan terjadi, dan setelah itu arahkan focus kita pada persiapan seperti apa dan sebanyak apa yang harus kita siapkan. Di aspek kehidupan lainnya pun. Aku ingin kuliah, persiapkan apa yang harus dipersiapkan. Aku ingin kuliah dengan jurusan A, aku ingin lulus dengan nilai yang bagus, setelah itu aku ingin bekerja di perusahaan A dengan bidang A, dan lain-lainnya. Aku ingin menikahi wanita si A, saat aku lulus perkuliahan dan aku mendapat pekerjaan tetap atau memiliki bisnis yang sudah cukup untuk membiaya kehidupan pernikahan, aku ingin hidup di daerah A, aku ingin blablabla. Semua hal itu butuh persiapan. Jangankan sesuatu yang belum pasti seperti menikah, barangkali aku lebih dahulu dijemput oleh maut bukannnya jodoh yakan, lulus kuliah barangkali ternyata aku dihadapkan disituasi yang tidak aku inginkan seperti di DO atau ternyata aku dijemput oleh maut. See jangankan sesuatu yang sudah pasti seperti kiamat, kematian, sesuatu yang belum pasti seperti jodoh, karir, harus tetap mempersiapkan apa yang perlu dipersiapkan.

Fokus aku itu pada persiapan bukan pada kejadian.

  • Persiapan menikah bukan pada siapa yang akan aku nikahi,

  • Persiapan kematian bukan pada bagaimana keadaan kita ketika mati nanti

  • Persiapan skill dan pengetahuannya bukan pada universitas atau perusahaan yang hendak kita tuju

  • Persiapan bekalnya bukan tempat tujuannya

Seperti contoh. Ok aku putuskan tujuanku ketika di akhirat adalah syurganya Allah. Maka yang menjadi fokusku adalah bukan lagi pada syurganya ketika setelah ku tentukan tujuanku tersebut. Namun yang menjadi fokusku adalah pada Persiapan seperti apa atau perbekalan seperti dan sebanyak apa yang harus aku persiapkan dan kumpulkan agar bisa masuk kesana. Setelah itu kita berkomitmen untuk menjalani prosesnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun