Indonesia Calling merupakan salah satu film sejarah hasil garapan filmmaker Belanda, Joris Ivens yang diproduksi di Australia pada 1945-1946. Film berdurasi 22 menit tersebut memuat peristiwa bersejarah tentang perjuangan buruh-buruh Indonesia yang ada di Australia dalam mencegah kapal Belanda yang membawa pasukan militer dan senjata ke Indonesia untuk merebut kembali kekayaan alam Indonesia. Dengan mendapat bantuan dan dukungan buruh-buruh Australia, Cina, dan India serta beberapa negara lainnya, buruh-buruh Indonesia berhasil melarang seluruh aktivitas kapal dan pelabuhan sehingga mereka berhasil membatalkan rencana agresi militer Belanda ke wilayah Indonesia yang membawa ribuan pasukan dan senjata saat itu dengan larangan hitam untuk armada kapal.
Indonesia dan Australia merupakan dua negara pasifik yang terhubung oleh rute perdagangan, waktu itu terjadi perang yang memutuskan hubungan laut antara Indonesia dan Australia, namun setelah perang berakhir pada tahun 1945 kapal Esperance Bay berlayar meninggalkan Australia menuju jawa dengan mengangkut 1400 warga Indonesia dengan jaminan dari pemerintah Australia bahwa kapal Esperance bay tidak akan berlabuh di Pelabuhan yang dikuasi oleh belanda. Sebelum kapal berlayar pada bulan oktober, EV Elliott (sekretaris federal perserikat buruh pelaut) mewakili gabungan perserikatan buruh Australia menyerahkan bendera Indonesia sebagai simbol dukungan dari para buruh Australia terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia, buruh Australia sangat membantu warga Indonesia yang membutuhkan bantuan saat awal kemerdekaan bangsa Indonesia serta kerabat dan kekasih memenuhi pelabuhan untuk mengucapkan selamat jalan kepada 1400 warga negara yang akan berlayar ke Indonesia menggunakan kapal Esperance Bay.Pada bulan oktober kapal Esperance bay berlayar menuju Indonesia. Namun dibalik berlayarnya kapal Esperance bay yang berlayar ke Indonesia terdapat banyak kapal yang tidak dapat berlayar. Saat kemerdekaan Indonesia telah diproklamirkan melalui radio para warga yang berada di Australia sangat senang mendengar kabar Indonesia sudah merdeka. Hal tersebut merupakan titik penting dalam konstitusi republik demokrasi. Dengan Indonesia merdeka maka warga Indonesia memiliki kebebasan berorganisasi, kebebasan berkumpul, kebebasan berekspresi serta kebebasan pers, mereka berkumpul dijalanan Sydney untuk mengulang sumpah Kembali yang diucapkan oleh anak anak bangsa Indonesia yang berada di seluruh dunia yang merupakan sebuah sumpah kesetiaan kepada bangsa Indonesia.
pada saat melakukan pengasingan saat malam kemerdekaan para warga Indonesia menampilkan tarian ksatrya dan putri kerajaan meskipun para warga dalam pengasingan mereka tidak melupakan kebudayaan leluhur mereka, tarian tersebut sudah berusia lebih dari 1500 tahun sebelum bangsa portugis dan belanda datang ke jawa. Namun setelah perang telah selesai belanda ingin Kembali ke Indonesia untuk mengambil hasil kekayaan alam Indonesia, mengangkut senjata dan mereka memerlukan kapal, kapal sudah berada di Pelabuhan Australia. Namun pelaut Indonesia dengan tegas menolak untuk bekerja dengan kapal belanda karena mereka tidak mau melawan bangsa mereka sendiri dan diperlukan keberanian untuk melawan penjajah di Negara asing. Para pelaut kemudian bergabung dengan para pekerja Pelabuhan Australia saat di dermaga saat kapal besar sedang menunggu, mereka berbicara dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pekerja dari seluruh dunia tentang hal buruk apa yang mereka alami seperti gaji rendah, berita dengan cepat menyebar dan para pekerja berdatangan dari dermaga lain untuk mendengarkan dan disitulah warga Australia menyatakan suara mereka bahwa pelaut Indonesia tidak diperbolehkan membentuk perserikatan sampai mereka tiba di Australia karena Australia akan membantu mengorganisir dan agar tidak mengecewakan para pekerja Indonesia. Dalam Piagam atlantik yang merupakan deklarasi bersama yang dikeluarkan oleh perdana Menteri inggris, Winston churchill dan presiden amerika serikat Franklin D. Roosevelt pada tanggal 14 agustus 1941 di atas kapal perang Kerajaan Inggris HMS Prince of wales melalui kongres perserikatan buruh dunia untuk mendukung kebebasan bagi semua bangsa tetapi mengapa tidak dengan Indonesia dan Australia mendukung perjuangan Indonesia demi kebebasan dan penentuan nasib sendiri.Â
Dan Australia mendeklarasikan kapal belanda untuk Indonesia adalah warna hitam hal itu membuat sesuatu telah terjadi di dermaga dan membuat perbedaan besar bagi kehidupan bangsa Indonesia, perusahan besar yang dulu mengangkut hasil kekayaan bangsa Indonesia harus memohon agar kapal mereka Kembali. Pihak Australia mendengar bahwa kabar kapal tersebut merupakan kapal bantuan kemanusiaan yang berisi makanan dan obat obatan mereka tidak mengetahui mengenai senjata yang dibawa oleh kapal tersebut, namun mereka tidak dapat menyangkal pernyataan dari Mr chifley yaitu Australia mendukung Indonesia merdeka dan juru bicara pekerja belanda juga mendukung kemerdekaan Indonesia. Namun belanda tetap tidak mau mengalah akan tetapi pihak Indonesia dan Australia tetap menahan kapal belanda yang mengangkut senjata untuk melawan bangsa Indonesia, bentrokan pun terjadi dan para pekerja meninggalkan kapal belanda demi kapal Indonesia karena disitu tempat mereka bergantung nasib oleh sebab itu mereka akan mengisi muatan kapal untuk Indonesia jika mereka mendapat jaminan bahwa muatan itu bukan senjata atau pasokan yang dipakai untuk melawan bangsa Indonesia. Larangan hitam pun menyebar pada saat perserikatan buruh bergabung dan pada saat itu pekerja transportasi mematikan kunci kendaraan mereka yang menyebabkan kapal belanda tidak dapat berlayar, pegawai perkapalan tidak mematuhi perintah belanda dan masih banyak protes lain yang dilakukan yang melibatkan pelaut Australia. Surat kawat dukungan datang dari harry bridges yang merupakan presiden dari American logshoremans union para pekerja dari india,china, Malaysia dan kanada mendukung aksi pekerja Australia.Â
Orang orang telah beraksi dan tiba saatnya suara dari para pemimpin yang mendukung prinsip Atlantic charter yaitu Pandhit nehru dari india, manuilsky dan vyshinsky dari uni soviet, dan presiden Romulo dari filipina untuk memprotes penggunaan pasukan bersenjata untuk menekan bangsa Indonesia. Dalam pertemuan di Domain tentara melaporkan bahwa Indonesia membuktikan mereka dapat memimpin bangsanya sendiri. Dan Jan Wilanda mengucapkan terimakasih kepada Australia karena membantu Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaannya dengan menahan kapal kapal tersebut karena jika tidak maka bangsa Indonesia akan dihancurkan oleh musuh dan hal tersebut menandakan larangan hitam terhadap kapal selesai. Pada saat max sekantu dan tukliwan memeriksa kapal yang tidak jadi berlayar terdapat laporan jika satu kapal terlepas dengan awak kapal india, kapal tersebut melanggar aturan dan belanda berhasil menyelinapkan dengan menaruh awak kapal india. Dan pada saat pengejaran mereka berbicara dengan pelaut india bahwa perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan adalah perjuangan india dan mereka meminta awak kapal india bergabung dengan pekerja Australia dan berhenti bekerja dengan mematikan mesin kapal dan memutar balikkan kapal menuju dermaga.
Namun diluar semenanjung, orang india berfikir bahwa perjuangan indonesia adalah perjuangan india dan mereka mematikan mesin kapal tersebut dan awak kapal india pun Kembali ke dermaga dan mereka berhasil menghentikan penyelendupan senjata yang dilakukan oleh belanda setelah itu mereka mengadakan pertemuan perayaan disudut jalanan terdekat. Kemudian perwakilan dari komisi kemerdekaan Indonesia pun menyampaikan terimakasih kepada saudara india atas tindakannya yang berani mendukung perjuangan bangsa Indonesia dengan meninggalkan kapal belanda yang mengangkut senjata untuk menghancurkan bangsa Indonesia. Belanda mengancam dengan senjata namun awak kapal india tetap menolak karena perjuangan Indonesia adalah perjuangan india, dan kemenangan Indonesia adalah kemenangan india. Sekretaris jenderal waterside workers federation, jim healey mengungkapkan selama perang prinsip piagam Atlantic yang dideklarasikan oleh inggris dan amerika dan disetujui oleh rusia harus tetap diterapkan dikawasan pasifik untuk bangsa Indonesia karena bangsa Indonesia berjuang bersama selama perang melawan fasisme dikawasan pasifik. Setelah kejadian tersebut pelaut cina memberikan sumbangan kepada bangsa Indonesia. Dr sun mengatakan cina harus mendukung bangsa yang tertindas untuk mencapai kemerdekaan oleh karenanya mereka mendukung pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H