Mohon tunggu...
Dimas Tyo
Dimas Tyo Mohon Tunggu... Jurnalis - S1 - Ilmu Komunikasi

Ssaya adalah seorang Mahasiswa yang berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang mengambil program studi Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kelompok Sabiq bil-Khairat: Sasaran Utama Retorika Dakwah Untuk Keberlanjutan Gerakan Islam

27 Juni 2024   13:44 Diperbarui: 27 Juni 2024   13:53 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syamsul Yakin dan Dhimaz

Oleh: Syamsul Yakin dan Dhimaz Prasetyo Utomo

(Dosen dan Mahasiswa UIN Jakarta)

Umumnya, sasaran retorika dakwah merupakan manusia, baik yang beragama Islam, kafir, atau munafik. Berdasarkan utusan Allah yang termaktub di dalam Al-Qur’an, Nabi berdakwah pada masa awal Islam. Peta sasaran dakwah retorika dapat merujuk pada bagaimana manusia menanggapi soal Al-Qur’an.

“Kemudian kami wariskan Kitab itu kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.” Itu merupakan ayat yang menunjukkan tanggapan manusia terhadap Al-Qur’an.

Ayat ini menunjukkan bahwa zalim linfsih adalah cara kelompok pertama menanggapi turunnya Al-Qur’an.

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menyatakan bahwa frasa ini mengacu pada orang yang tidak mematuhi sebagian perintah yang diwajibkan dan melakukan sebagian larangan yang diharamkan.

Sebagai contoh, ketika Al-Qur’an meminta untuk menyembah Allah, dia malah menyembah berhala. Selain itu, ketika Al-Qur’an meminta untuk membayar zakat, dia malah menolak dan mengabaikannya. Sebaliknya, ketika Al-Qur’an meminta untuk melakukan hal-hal yang baik, dia malah melakukan hal-hal yang buruk.

Ada kemungkinan bahwa mereka termasuk kelompok-kelompok kafir berdasarkan bagaimana mereka menanggapi turunnya Al-Qur’an. Mereka adalah tujuan dakwah yang pertama.

Kelompok kedua merespons secara setengah, yang bimbang tentang kebenaran Al-Qur’an. Termasuk pengarang kitab tafsir jalalain, dalam kelompok ini mengamalkannya hanya separuh.

Namun, dalam surat Al-Baqarah ayat 23, Allah berkata, “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun