Kota Malang yang sudah mendapatkan predikat kota layak anak dengan status madya kini semakin bersemangat untuk menggenjot dan menambahkan jumlah tempat umum yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk sekedar beristirahat atau berolahraga. Berawal dari kesuksesan tersebut kini area terbuka hijau yang tersisa mulai dirombak menjadi taman kota. Adapun taman-taman kota yang ada antara lain, Taman Trunojoyo yang ada di depan stasiun kota baru, kemudian taman Singga yang ada di depan pasar merjosari, Taman Merbabu di utara hutan kota Malabar, dan beberapa taman kota lain yang tersebar.
Sehingga muncul wacana untuk alih fungsi satu-satunya hutan kota yang dimiliki oleh kota Malang yaitu Hutan Malabar yang tepat berada disamping Taman Merbabu. Wacana tersebut menuai banyak pro dan kontra dari berbagai pihak. Karena jika Hutan Malabar jadi dialihfungsikan maka Kota Malang akan kehilangan paru-paru kota mereka , namun disisi lain hal itu dilakukan karena adanya keluhan masyarakat yang kekurangan akan fasilitas rekreasi keluarga yang murah meriah yaitu dalam bentuk taman kota. Pro dan kontra terjadi karena adanya perbedaan kebutuhan dan pemikiran antar kubu pro dan kontra , kubu pro didasarkan karena memang merasa kebutuhan akan sarana rekreasi mereka kurang dan masih sulit dijangkau karena persebarannya yang belum merata , dan di kubu kontra merasa bahwa menjaga fungsi di Malabar sebagai ruang terbuka hijau lebih baik dari sekedar menambah sarana rekreasi keluarga.
Menurut hasil survei memberikan hasil dengan berbagai komentar dan tanggapan yang berbeda-beda tiap kalangan masyarakat. Sebenarnya banyak warga masyarakat yang sudah mengetahui bahwa alih fungsi Hutan tersebut menjadi Taman Kota , dari kalangan Pemuda sekitar banyak yang tidak mendukung karena merasa bahwa Taman Kota yang ada di Malang saat ini sudah mencukupi kebutuhan masyarakat , dan alih fungsi tersebut akan membawa dampak buruk bagi kota Malang selain akan kehilangan satu satunya paru-paru kota mereka juga akan berdampak buruk bagi kota Malang dengan semakin berkurangnya ruang terbuka hijau dan juga daerah resapan air, selain banjir yang mengancam saat hujan maka suhu udara akan semakin meningkat dan menjadikan kota Malang semakin panas dari sebelumnya. “Menurut saya sudah mencukupi kog taman yang ada juga tempatnya strategis jadi gak perlu ditambah lagi” ujar Ari (18 tahun) salah satu pemuda yang saya jadikan Narasumber.
Sedangkan menurut Ibu Sarmita yang merupakan warga yang sering memanfaatkan sarana taman kota sebagai tempat rekreasi murah bagi keluarga , sudah mengetahui bahwa akan adanya revitalisasi hutan kota Malabar namun beliau setuju dengan hal tersebut karena merasa taman kota yang ada di Malang belum mencukupi kebutuhan masyrakat akan sarana rekreasi murah, selain dari segi jumlah menurut beliau luas dari masing masing taman kota yang ada saat ini masih kurang dan fasilitas yang ada disetiap taman kota sendiri belum lengkap dan banyak yang tidak terawat. Dan menurut salah satu warga lain yang pro akan revitaliasi Malabar menegaskan bahwa memang perlu dilakukanya hal tersebut karena sebelumnya Malabar sering disalah gunakan untuk tempat pacaran dan nongkrong anak-anak muda bahkan pernah ada kejadian pemuda yang tertangkap sedang mesum , karena memang Malabar cenderung sepi dan ditumbuhi pohon-pohon rindang yang membuat beberapa bagian Malabar menjadi tertutup. Jadi revitalisasi dianggap penting agar Malabar menjadi berfungsi lebih baik daripada hanya sebagai ajang tempat pacaran remaja.
Dan dipihak pedagang sendiri, pemerintah sangat baik dalam hal mensosialisaikan, terbuka serta transparan mengenai alih fungsi lahan yang membuat pemerintah kota terkait perubahan alih fungsi lahan yang kini membuat tempat usaha mereka harus dipindahkan . Dan banyak pedagang yang sudah mengerti fungsi utama Malabar adalah sebagai paru-paru kota ,karena sebagian pedagang sudah berjualan diaerah Malabar sejak lama dan terkait dengan apa yang dilakukan oleh aktifis lingkungan terkait alih fungsi lahan , menurut mereka banyak aktifis yang hanya salah paham terhadap isu-isu yang berbeda tentang alih fungsi Malabar. Karena menurut mereka para pedaganglah yang sangat dekat dengan pemerintah terkait hal ini. Karena sosialiasi yang diberikan pemerintah bukan sepenuhnya mengalihkan fungsi dari Hutan kota Malabar melainkan memperbaiki mulai dari tebang pilih terhadap pohon yang , mebersihkan sampah yang banyak berserakan , serta menambah fasilitas-fasilitas baik untuk sarana olahraga dan permainan. Sehingga Malabar memiliki fungsi ganda selain sebagai paru-paru kota dan taman kota. Bukan seperti isu yang sedang berkembang bahwa Malabar akan sepenuhnya dialih fungsikan menjadi taman kota.
Jika memang yang dilakukan pemerintah terhadap Hutan Kota Malabar adalah perbaikan sehingga membuat Malabar memiliki fungsi ganda bukan kah suatu hal yang positif , selain akan menyatukan dua kubu yang pro dan kontra ,maka hal tersebut juga akan memberikan efek baik di berbagai pihak. Masyarakat akan terpenuhi akan kebutuhan fasilitas Taman Kota dan Kota Malang tidak akan kehilangan satu-satunya paru-paru kota. Dan juga disektor pariwisata maka jika Malabar sudah diperbaiki lebih baik dari sebelumnya banyak yang akan berkujung ke Malabar pedagang pun juga akan diuntungkan dengan hal tersebut. Namun terlepas dari itu semoga apa yang dilakukan Pemerintah nantinya adalah yang keputusan yang terbaik sehingga membawa manfaat baik bagi semua pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H