Mohon tunggu...
Dimas Rifriandi
Dimas Rifriandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Suka Menulis

Mahasiswa Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Penjualan Barongan di Kelurahan Satreyan sebagai Souvenir Budaya pada Masa Pandemi Covid-19

9 September 2021   17:00 Diperbarui: 9 September 2021   17:00 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar 1. Tampak depan toko Barongan di Kelurahan Satreyan, 12 Agustus 2021)/dokpri

Kelurahan Satreyan merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kanigoro. Kelurahan ini memiliki 4 dusun, yaitu Dusun Sawahan, Dusun Sembon, Dusun Glondong, dan Dusun Satreyan. 

 Kelurahan Satreyan memiliki potensi yang cukup besar, dan berada di dekat pusat kota. Sebagian besar penduduk di Kelurahan Satreyan bermata pencaharian sebagai petani, wirausaha, dan karyawan. Ada banyak usaha mikro di bidang perdagangan,  maupun jasa. Diantaranya adalah usaha kuliner, pakaian, dan souvenir. 

Untuk usaha souvenir sendiri yang terdapat di Kelurahan Satreyan adalah souvenir kesenian Barongan. Usaha ini terbilang cukup menarik, karena Barongan merupakan salah satu budaya Indonesia yang harus di lestarikan. Dalam pandemi covid-19 ini pagelaran kesenian Barongan tidak diadakan, sehingga permintaan Barongan juga menurun. Oleh karena  itu penulis membantu sasaran untuk meningkatkan penjualan Barongan dalam kegiatan KKN Back to Village 3 kali ini.

Barongan merupakan kesenian khas Jawa dan Bali. Di Kabupaten Blitar sendiri sebelum adanya pandemi sering diadakan pagelaran kesenian Barongan, penikmatnya berasal dari segala kalangan dari muda hingga tua. Bentuk Barongan khas Blitar sendiri banyak yang dibuat menyerupai Singa dan Naga. Namun semenjak adanya pandemi, pagelaran kesenian Barongan di Blitar sudah tidak pernah diadakan lagi karena sering menyebabkan kerumunan. Namun dengan adanya UMKM yang menjual Barongan ini diharapkan dapat melestarikan budaya Indonesia dan dapat memperkenalkan ke generasi muda.

Penulis mengambil topik KKN yaitu Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat terdampak Covid-19. Sasaran penulis ini adalah pembuat selimut Barongan milik ibu Nurwati di Kelurahan Satreyan RT 04 RW 04. 

Usaha beliau ini di mulai pada tahun 2016, beliau membuat toko di samping rumahnya untuk proses produksi selimut Barongan dan pemajangan produk. Untuk kepala Barongannya sendiri beliau  membeli dari pengrajin Barongan di Kediri. Proses produksi selimut Barongan, Ibu Nurwati biasanya dibantu oleh adiknya. 

Bahan selimut Barongan di beli dari toko kain kota Blitar. Sebelum masa pandemi pemesanan Barongan maupun selimut Barongannya cukup banyak. Pembeli tersebut dari pemain kesenian Barongan, dan masyarakat umum dari kalangan anak-anak sampai dewasa yang membelinya untuk souvenir. 

Semenjak adanya pandemi penjualan mengalami penurunan karena pagelaran kesenian tidak diadakan, sehingga penjualan hanya di sasarkan kepada masyarakat umum untuk souvenir. Penjualan Barongan pada masa pandemi ini sebulannya hanya berkisar antara 1-2 buah untuk Barongan dan untuk 4-6 buah selimut Barongan, sehingga stok produk juga masih banyak.

Proses penjualan yang dilakukan ibu Nurwati hanya dilakukan secara offline di toko milik beliau sehingga target penjualannya kurang maksimal, terlebih lagi adanya PPKM yang mengharuskan toko tutup pada jam tertentu. 

Produk selimut milik ibu Nurwati sendiri belum memiliki nama merk dan logo sehingga kurang bisa dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan branding produk dan digital marketing untuk lebih menjangkau sasaran yang lebih luas dan dapat memperkenalkan merk produk yang telah dibuat ibu Nurwati. 

Selain itu untuk pencatatan pemasukan dan pengeluaran dari usaha Barongan tersebut, ibu Nurwati masih menggunakan cara konvensional yaitu ditulis di buku, sehingga rentan kehilangan data. Permasalahan dapat diatasi dengan cara digitalisasi pembukuan agar data lebih tersimpan dengan aman, dan pencatatan menjadi lebih efisien. Niat baik dari penulis ini mendapat respon positif dari ibu Nurwati karena beliau menganggap sebagai solusi dari permasalahan penjualan Barongan yang menurun tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun