Mohon tunggu...
dimasridwanmahendra
dimasridwanmahendra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

hobi saya adalah bermain futsal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rasa Sakit dibalik Penolakan dari Gagal Masuk PTN Impian

1 Desember 2024   20:27 Diperbarui: 1 Desember 2024   21:17 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

                               

 

     Masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN)Impian adalah cita cita banyak pelajar di Indonesia.Namun,persaingan ketat dan jumlah kursi yang terbatas seriong kali menyebabkan Sebagian besar pendaftar harus menerima kenyataan pahit berupa penolakan.Penolakan ini tak jarang menimbulkan rasa sakit hati yang mendalam.

      Penolakan dari PTN Impian sering kali memunculkan berbagai perasaan negative,seperti kekecewaan,kesedihan,dan rasa tidak berharga.Penolakan juga sering kali melibatkan pertanyaan introspektif:"Apa yang kurang dari diri saya?"atau "Mengapa usaha saya tidak cukup?"pikiran pikiran ini dapat memperburuk perasaan tidak cukup baik dan membuat individu merasa gagal.

      Namun,di balik rasa sakit hati,penolakan dapat menjadi titik awal untuk refleksi diri dan pertumbuhan.Banyak individu yang akhirnya menyadari bahwa jalur sukses tidak selalu harus dimulai dari PTN Impian.Perguruan tinggi lain atau jalur alternatif seperti universitas swasta ,universitas islam negeri,dan masih banyak lagi.                                               

   Penolakan dari PTN Impian adalah pengalaman yang berat ,namun bukanlah akhir dari perjalanan hidup.Dengan sikap yang bijak dan dukungan yang tepat,rasa sakit tersebut dapat diubah menjadi motivasi untuk berkembang dan menemukan jalan sukses yang lebih sesuai.Ingatlah,"Gagal bukanlah kalah,melainkan kesempatan untuk mencoba sekali lagi dengan cara yang baik dan bersungguh sungguh.'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun