Mohon tunggu...
Dimas Rahmaddika
Dimas Rahmaddika Mohon Tunggu... Mahasiswa - belajar

Mahasiswa yang tidak pandai menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesan Gelap Lukisan Francis Bacon

28 April 2021   20:18 Diperbarui: 29 April 2021   07:51 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
“Study after Velázquez’s Portrait of Pope Innocent X” (1953) — Sir Francis Bacon’s iconic creative re-interpretation of Diego Velázquez’s portrait of the Pope in 1650. From Des Moines Art Center.

Pada era sekarang terhitung banyak seniman yang membuat lukisan dengan kesan dan pesan yang gelap, pahit, dipenuhi duka. Hari ini lukisan dengan tema seperti itu menjadi tren di dunia seni lukis, dan bahkan anak-anak muda sekarang pun banyak yang menikmati seni-seni yang bernuansa gelap. Hal ini bisa juga diakibatkan karena banyaknya pemuda-pemuda yang mengalami depresi, sedikit intermezzo--pemuda pemuda jaman sekarang memiliki kehidupan yang terbilang dekat dengan kegelapan, kepahitan, dan sebuah duka, ya walaupun illustrasi itu terlalu lebay untuk menggambarkan apa yang terjadi sekarang tetapi memang itulah yang terjadi. 

Dalam pasarnya, seni lukis dengan nuansa gelap ini merebak luas dan juga seakan menyadarkan bahwa setiap manusia hidup berdampingan dengan kegelapan. Makin banyak kepahitan dan duka yang terjadi biasanya semakin menghasilkan karya lukis yang maksimal dan jiwa yang ada dalam lukisan itu lebih terasa.

Flashback ke jaman dulu. Francis Bacon seorang pelukis yang disetiap karyanya selalu bernuansa dan berjiwa gelap, pahit, duka. Menjadi sebuah pertanyaan bagi teman-teman Francis, mereka terkejut melihat lukisan Francis yang dipenuhi gelap dan duka itu, mereka tidak menyangka seorang Francis yang terlihat baik-baik saja ternyata hancur di dalam yang menghasilkan lukisan-lukisannya itu. Di jaman itu, di tahun itu 1940an muncul sebuah lukisan yang seperti itu adalah sebuah hal yang aneh(mungkin). 

Bagi saya, Francis seorang seniman yang genius untuk mengekspresikan, meluapkan emosi perasaannya. Tahun 40an ada orang yang kepikiran membuat sebuah karya gelap seperti itu adalah seseorang yang genius. Ketenaran Francis Bacon beserta karyanya, sampai sekarang masih dijadikan inspirasi dark art di era sekarang, lebih simpelnya lagi dia bisa dibilang seniman legenda yang gambarnya masih dinikmati sampai sekarang. 

Balik ke topik awal, kegelapan, kepahitan, duka dalam lukisan. Sering kali aliran lukisan seperti ini dijadikan sebuah pelarian bagi mereka-mereka yang mengalami depresi, tenggelam dalam kegelapan hidupnya, terkena tragedi dan duka yang dalam, dan kasus-kasus lain. Memang tidak dipungkiti saya pun ketika merasakan hal hal pedih tersebut juga akan melakukan hal yang sama, ambil kanvas langsung coret-coret dengan tipikal gambar gelap.ya Walaupun lukisan seperti ini masih banyak pro/kontranya karena masih banyak orang yang melihat seni seperti ini masih sangat tabu, bagi mereka seni seperti ini adalah seni yang tidak semestinya dipublikasikan. 

Dengan banyaknya seni gelap ini yang tersebar juga tidak menutup kemungkinan bahwa seni gelap ini akan menjadi normal, ya sesimpel berusaha menormalisasikan seni-seni gelap. Terkadang bermain-main di area "kegelapan" memang seru tetapi kita bisa ikutan tenggelam di kegelapan yang kita buat sendiri.

kegelapan, kepahitan, dan duka menjadi sebuah hal normal bila ditemukan di dunia seni. mulai dari seni lukis, seni visual, seni musik, pasti ada yang menyajikan nuansa kegelapan itu. seperti si pelukis legenda Francis Bacon, yang tadi sempat saya bahas di atas. dengan sebuah catatan mereka mereka yang membuat karya seni gelap tidak seluruhnya tidak baik-baik saja, mereka yang terlihat baik-baik saja bisa juga sedang mengalami sebuah duka yang dalam, terjebak dalam kondisi depresi yang kadang membuatnya meng-iyakan bunuh diri.

percayalah seni seni gelap seperti ini sebenarnya menyelamatkan kehidupan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun