Mohon tunggu...
Dimas Putu Atmaja
Dimas Putu Atmaja Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Jogja 2014

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semakin Menyempitnya Lahan Pertanian di Yogyakarta

13 September 2014   02:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:50 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini banyak lahan-lahan pertanian di Yogyakarta yang beralih fungsi menjadi pemukiman-pemukiman dan hotel-hotel mewah. Banyak investor-investor yang mengabaikan lahan yang seharunya untuk pertanian itu. Para petani telah tergiur oleh banyaknya uang yang diberikan para investor-investor yang sebetulnya akan merugikan mereka.

Wilayah seperti Kecamatan Depok, Ngemplak, Kalasan, Ngaglik, Pakem dll pun lahannya kini pun sudah berangsur-angsur menyempit dengan adanya pembangunan perumahan ataupun hotel tersebut. Tampaknya para investor-investor akan terus menyempitkan lahan-lahan di wilayah yang seharusnya untuk lahan pertanian.

Urbanisasi di pinggiran kota merupakan suatu dampak dari kondisi kota yang telah mencapai suatu titik jenuh dan tidak mampu menampung banyak aktivitas masyarakat. Banyak para kalangan ekonomi menengah ke atas akhirnya memilih perumahan yang letaknya di pinggiran kota karena alasan kenyamanan dan kesejukan di daerah pinggiran kota. Tingginya minat pendatang untuk bertempat di sekitar wilayah Yogyakarta memang memberi banyak andil dalam pembangunan di sekitar Yogyakarta. Setiap ada perumahan atau hotel baru di wilayah itu maka akan muncul fasilitas bagi penghuni perumahan ataupun penghuni hotel misalnya pertkoan, rumah makan, dan sebagainya.

Perkembangan perumahan di wilayah sekitar Yogyakarta kini telah berkembang pesat, ini dikarenakan pola masyarakat pendatang yang ingin memiliki rumah di sekitar Yogyakarta dengan harga yang murah. Wilayah seperti Kecamatan Depok, Ngemplak, Kalasan, Ngaglik, Pakem pun sekarang sudah banyak perumahan-perumahan baru. Perubahan pola pembangunan di daerah pinggiran Yogyakarta menunjukkan adanya kejenuhan di wilayah perkotaan.

Berkembangnya perumahan-perumahan di sekitar wilayah Yogyakarta dipengaruhi oleh bebrapa faktor diantaranya:


  • Harga lahan atau tanah di pinggiran relatif lebih murah dibanding dengan wilayah perkotaaan.
  • Para investor-investor yang memilih wilayah pinggiran sebagai investasi mereka.
  • Faktor lahan atau tanah yang cocok untuk dibangun perumahan atau hotel.
  • Minat pasar atau para konsumen yang menginginkan bertempat tinggal di pinggiran kota.


Pesatnya perkembangan perumahan diwilayah pinggiran pasti ada dampaknya antara lain:

A. Dampak Negatif


  • Lahan atau tanah pertanian menjadi sempit dengan adanya pembangunan perumahan yang sangat pesat.
  • Daeran resapan air menjadi berkurang.
  • Pengambilan air tanah secara besar-besaran oleh penghuni perumahan atau hotel mengakibatkan keringnya air tanah sewaktu musim kemarau.
  • Banjir yang diakibatkan oleh para investor yang tidak mau membangun resapan air dijalan perumahan atau hotel.


B. Dampak positif


  • Semula daerah itu sepi tetapi seiring pembangunan perumahan atau hotel daerah itu menjadi ramai.
  • Munculnya fasilitas penunjang seperti rumah makan, komplek pertokoan.
  • Harga tanah menjadi tinggi.
  • Pajak Bumi dan bangunan menjadi tinggi.
  • Terbentuknya jaringan transportasi baru.


Tanpa kita sadari pesatnya pembangunan perumahan atau hotel di wilayah pinggiran Yogyakarta telah berdampak buruk terhadap masalah kemacetan, banjir, dan polusi udara karena meningkatnya kuantitas kendaraan di jalan tanpa adanya pelebaran jalan.

Banyak diantara kita yang sudah terkena dari dampak pembangunan perumahan atau hotel sangat pesat itu maka dari itu kita harus selektif terhadap pesatnya pembangunan itu. Di sisi lain para petani menginginkan lahan pertanian mereka digarap sesuai semestinya disisi lain para investor menginginkan lahan para petani untuk digarap pembangunan perumahan atau hotel.

Saya memprediksi 20 tahun kedepan masyarakat di pinggiran Yogyakarta akan mengalami krisis pangan dan wilayah pertanian akan ditutup oleh beton-beton perumahan maupun perhotelan yang nampaknya dari pihak Pemerintah tidak mau bertindak dengan bertumbuhnya perumahan atau hotel elit di sekitar Yogyakarta yang sangat pesat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun