Mohon tunggu...
Dimas Putra Pangestu
Dimas Putra Pangestu Mohon Tunggu... Lainnya - Learner

Dua mata, dua telinga, minim bicara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebebasan Berekspresi Pemuda di Era Pandemi

11 November 2020   02:53 Diperbarui: 11 November 2020   03:12 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang terus dan dituntut untuk dapat beradaptasi kepada perkembangan zaman serta situasi. Khususnya pemuda, kita merupakan manusia yang banyak orang berkata merupakan cerminan dari suatu bangsa beserta harapan-harapannya. Pemuda merupakan manusia yang mempunyai pola berpikir progresif dan mempunyai rasa keingintahuan atau rasa ingin mempelajari suatu hal baru yang tinggi. Pemuda menurut saya lebih cenderung ke pola berpikir dan tidak dibatasi usia. Hal yang mendasari kecenderungan persamaan pemuda dalam berpikir adalah persepsi sosial dan pengalaman historis bersama suatu pemuda. Sebagai contoh jika dilihat dari konteks ruang dan historis lingkungannya, manusia yang dilahirkan dan besar maupun bergaul di dalam kalangan santri akan mempunyai kecenderungan berpikir dan mempelajari serta mendalami nilai-nilai keagamaan. karakteristik pemuda menurut saya yang paling kental adalah idealisme pemuda itu sendiri. Seiring dengan perkembangan dan pembelajaran dalam kehidupannya, suatu pemuda akan mengikuti apa yang dirasa ideal bagi dirinya dan idealisme itu sendiri diperoleh dari persepsi sosial serta pengalaman historis pada dirinya. Dan menurut saya, idealisme pada diri pemuda (kebanyakan) tidak akan dimiliki selamanya sepanjang hidup pemuda tersebut. Idealisme akan terbentur dengan kenyataan yang ada di lingkungan pemuda tersebut seiring dengan berjalannya waktu. Meskipun begitu, tidak jarang ditemui juga kenyataan tersebut akan melebur di dalam idealisme pemuda tersebut. Lebih lanjut, karakteristik pemuda yang lain menurut saya adalah masih ingin melakukan kegiatan bersenang-senang dan berekspresi. Kesenangan dan bentuk ekspresi setiap pemuda juga beragam. Ada pemuda yang senang berorganisasi, bermusik, diskusi, sampai berpesta. Aktifitas bersenang-senang dan bentuk ekspresi tersebut beragam karena didasari dan oleh ruang dan lingkup pemuda tersebut.

Tahun 2020 yang sudah kita jalani sampai ke penghujung tahunnya ini merupakan tahun yang cukup aneh dan penuh dengan aturan-aturan baru dalam kehidupan bermasyarakat. Imbas dari tahun yang aneh beserta pandemi Covid 19 ini cukup terbilang luas, dari resesi ekonomi yang meresahkan banyak pihak sampai kepada kemajuan teknologi yang menurut saya, teknologi di era pandemi ini seperti dipaksa dipercepat dan berkembang 10 tahun lebih awal. Jika membahas dampak dari pandemi mungkin akan memakan banyak waktu dan pemikiran yang sulit dituangkan ke dalam tulisan. Maka dari itu, tulisan ini akan membahas mengenai peran kita sebagai pemuda dalam usaha beradaptasi dan berkembang, serta berekspresi di era pandemi.

Pemuda dengan segala rasa keingintahuan yang tinggi beserta ide-ide liarnya menurut saya sangat bisa diarahkan kemana saja, baik itu kepada hal positif, maupun negatif. di era pandemi covid 19 khususnya di Indonesia sekarang, jalan yang ditempuh oleh pemuda sangatlah beragam. Banyak pemuda yang bersama-sama melawan rezim pemerintahan yang baru-baru ini dinilai cukup kontroversial dengan kebijakan-kebijakannya, yaitu sahnya  UU Cipta Kerja, banyak juga pemuda yang dengan segala latar belakang sosial ekonomi, budaya, serta lingkungannya memilih jalannya sendiri untuk menyalurkan energi serta ide-ide dengan cara berkarya, memulai berwirausaha, serta melatih soft skill mereka diluar dari bidang akademis. Tentu semua itu merupakan bentuk kebebasan berekspresi dari naluri alamiah manusia khususnya pemuda dan menurut saya sah-sah saja.

Jika dilihat dalam kacamata sosiologis kebebasan berekspresi pemuda ini merupakan bentuk nyata tindakan sosial yang memiliki makna subjektif serta motif untuk dirinya sendiri dan orang lain yang dilandaskan oleh berbagai hal, yaitu mulai dari rasional, nilai, perasaan, serta tradisi/nilai-nilai lama (Ritzer dan Goodman, 2012: 136-137). Motif dan makna subjektif dari tindakan sosial setiap individu tentu berbeda-beda. Menurut saya disamping dari dampak negatif  yang diakibatkan oleh pandemi ini, masih banyak hal positif dan beragam yang kita bisa lakukan sebagai pemuda. Belum tentu pada kehidupan bermasyarakat yang normal dan tidak adanya pandemi kita bisa berekspresi dengan beragam bentuknya seperti sekarang ini. Jika berbicara mengenai lapangan pekerjaan, banyak juga bisnis dari sektor informal yang sebelum pandemi tidak ada dan berjamur seperti sekarang. Banyak pemuda yang menyalurkan ide beserta ekspresinya berupa karya tulis, lagu, yang kemudian disebarkan melalui platform digital dan menghasilkan uang. Ada juga terobosan baru yang saya ambil contoh dalam dunia fotografi dan sedang digandrungi oleh anak muda, yaitu munculnya konsep virtual photoshoot. Konsepnya unik, yaitu fotografer dan subjek foto tidak perlu bertemu dalam satu ruang, melainkan hanya dengan media video call. Seperti yang sudah saya utarakan sebelumnya dalam tulisan ini, perkembangan teknologi merupakan kunci untuk meminimalisir dampak dari kemerosotan ekonomi. Meskipun belum dibilang efektif, tetapi perihal keefektifitasan dari lahirnya inovasi baru tidak bisa disimpulkan dalam kurun waktu yang singkat. Bisa dibilang ini hanyalah awal dari terobosan-terobosan baru dari perkembangan zaman serta perkembangan masyarakat.

Akhir dari tulisan ini atau pesan yang saya berusaha sampaikan adalah percayalah kita sebagai manusia yang masih berusia muda mampu untuk mengalahkan dan menghadapi serta beradaptasi di era pandemi ini, karena pada hakikatnya manusia merupakan makhluk yang adaptif terhadap situasi serta perkembangan zaman. Intinya hanya satu yaitu mulai dan berani ekspresikanlah apa yang kita rasa dan mampu untuk lakukan di masa sulit ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun