oleh: Tim Analis enciety Business Consult
(dimuat enciety.co pada 11 February 2023, dan dirilis dalam format audio pada Podcast Surabaya Unboxing pada 27 Februari 2023)
---
Warung sembako Madura semakin menggema. Potret dan ulasan tentang bisnis warung atau toko kelontong Madura di ibukota Jakarta dan sekitarnya sedang ramai diberitakan di berbagai media belakangan ini. Berbagai media pemberitaan serentak mengangkat kehebatan jaringan warung Madura dalam menyaingi gurita ritel milik Anthoni Salim (Indomaret) dan Djoko Susanto (Alfamart).
Warung Madura menjual berbagai bahan pangan dan kebutuhan sehari-hari, seperti toko kelontong pada umumnya. Namun warung madura punya ciri khas yang tidak dimiliki oleh toko lain, sehingga lebih mudah dikenali. Seperti beras yang ditampilkan di lemari etalase kaca, sehingga pembeli bisa dengan mudah melihat langsung kualitasnya. Stok rokok yang ditata dengan posisi tidur di lemari etalase kaca. Di bagian dalam warung, berbagai produk seperti minyak goreng, mie instan, minuman kemasan dan lainnya
ditata rapi pada rak kayu kisi persegi. Di bagian luar tersedia kulkas display untuk minuman dingin. Dan terkadang juga tersedia bensin eceran, yang dijual dalam botol atau dengan pompa bensin mini. Ciri khas terakhir adalah umumnya toko Madura buka selama 24 jam setiap harinya sepanjang tahun.
Walaupun warung madura memiliki kemiripan tampilan antara satu sama lain, sehingga terkesan sebagai sebuah jaringan toko, nyatanya jaringan bisnis ini bukan dikuasai oleh satu orang. Sepertihalnya bisnis bangsa perantauan lain, kesuksesan salah satu pelaku usaha yang mengawali bisnis ini pada akhirnya dijadikan "role model" oleh pelaku usaha rantau lainnya.
Berdasarkan penelitian Yakob Arfin dan Ekawati Wahyuni terhadap diaspora Madura di Kota Bogor (dirilis di Jurnal Sosiologi Pedesaan tahun 2013), perantau Madura memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi antar sesama perantau Madura, lebih tinggi dari tingkat kepercayaan terhadap masyarakat setempat. Sehingga cukup masuk akal jika dalam urusan berbisnis, satu model bisnis yang terbukti sukses akan lebih mudah dipercaya daripada harus mencari model bisnis lain yang belum teruji.
Kepercayaan yang tinggi ini juga menjadi modal utama pemilik warung dalam perekrutan pegawai penjaga toko. Pemilik warung akan lebih yakin untuk menyerahkan tanggung jawab pengelolaan warung kepada sesama orang Madura. Terlebih lagi, bangsa Madura menerapkan sistem "migrasi berantai".
Dalam penelitiannya, Yakob Arfin menyatakan bahwa orang Madura yang telah lebih dahulu bermigrasi ke kota tertentu menjadi saluran bagi kerabatnya yang masih tinggal di kampung halaman untuk turut bermigrasi ke kota yang sama. Kepercayaan yang tinggi atas sesama perantau Madura akan selalu terjaga dengan hubungan persaudaraan, pertemanan dan pertetanggaan ini.
Kombinasi dari model bisnis yang sudah teruji, kekuatan komunitas dan rasa saling percaya membuat bisnis warung Madura ini lebih mudah dan cepat menyebar. Sehingga kini lahirlah "gurita kecil" yang siap bersaing dengan gurita besar.
*****