Kopi liberoid, yang mencakup spesies liberika dan excelsa, seringkali berada di bayang-bayang popularitas arabika dan robusta.
Pada Sabtu, 18 Januari 2025 lalu, saya berkesempatan menghadiri acara menarik di kedai kopi "Kula SUB" di Rungkut Menanggal Surabaya bertajuk "Liberoid Unjuk Rasa." Acara ini menggabungkan sesi cupping (mencicipi) dan diskusi yang membahas spesies kopi Liberika dan Excelsa. Tiga narasumber, Adreng Pangandika (coffee enthusiast, youtube channel “Coffee Worker”), Eric Kusuma (Allendinna Coffee Roastery), dan Shobari Karim (Sumber Wandhe Coffee Lab Wonosalam Jombang), memberikan pandangan mereka tentang potensi luar biasa kopi liberoid, dengan host Endy Lukito (owner Kula SUB) memandu diskusi. Acara ini diikuti oleh lebih dari 20 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari penikmat kopi, pemilik kedai kopi, pemilik roastery dan kawan-kawan peneliti kopi dari Universitas Brawijaya.
Cupping: Mencicipi Keunikan Kopi Liberoid
Acara dibuka dengan sesi cupping yang dipandu oleh Adreng Pangandika, dimulai dengan konsep "blind test." Ada 15 cangkir kopi dari berbagai spesies dan varietas, termasuk arabika, robusta, liberika, dan excelsa. Peserta mencicipi setiap cangkir tanpa mengetahui identitas kopi yang mereka coba. Setelah dilakukan voting, pemenang utama adalah varietas kopi geisha, salah satu dari jajaran kopi termahal dunia. Yang mengejutkan, tiga dari empat kopi teratas adalah excelsa, liberika, dan robusta asli Indonesia.
Pengalaman ini membuka mata saya tentang potensi kopi liberoid. Cita rasa excelsa Wonosalam yang pernah saya rasakan 10 tahun lalu sangat berbeda dengan yang saya coba saat ini. Dulu terasa seperti nangka dengan aroma obat, namun kini terasa jauh lebih kompleks dan bersaing dengan arabika. Menurut Adreng Pangandika, sebagai coffee enthusiast yang sedang meneliti liberoid, transformasi ini tidak lepas dari eksperimen pasca panen dan roasting oleh pelaku industri kopi specialty di Jawa Timur. Kuncinya adalah proses yang berkualitas dan terukur.
Eric Kusuma dari Allendinna Coffee, sosok di balik karya sangrai kopi terbaik yang kami cicipi saat itu, mengajak semua peserta cupping session untuk mengalami dan merasakan secara langsung bagaimana kekayaan cita rasa kelompok kopi liberoid.
Di akhir sesi, Endy Lukito, owner Kula SUB sekaligus host dari cupping session, mengharapkan semua pihak baik penikmat kopi, roastery, pemodal, dan stake holder lain dapat bersama-sama mempopulerkan dan mendukung liberoid sebagai salah satu keunggulan kopi nusantara, karena kopi tidak hanya arabika dan robusta.
Produktivitas Pohon Kopi Liberoid