Mohon tunggu...
Dimas Pramudya Putra
Dimas Pramudya Putra Mohon Tunggu... -

I write with my own perspective.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Karena Kita Selalu Terperangkap dalam Sebuah Cerita

25 Mei 2014   10:46 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:08 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya baru saja selesai berdiskusi bebas dengan beberapa orang yang amat mengagumkan, mulai dari teori teori mendasar politik, sistem pendidikan, kasus kasus di indonesia dan satu topik yang yakin selalu ada di setiap sesi kopi teman teman sekalian. Pemilihan Presiden 2014.

singkat cerita selesai diskusi rasanya saya tidak tahan untuk menuangkan hasil sampah sampah pikiran yang ada di otak saya yaitu :

Indonesia seringkali terperangkap dalam sebuah cerita.

pemilihan presiden 9 juli mendatang dengan 2 raksasa capres dan cawapres sedang gencar gencarnya melakukan kampanye kepada masyarakat, namun sayang (menurut saya) kampanye yang beredar kurang informatif dan malah membuat masyarakat terperangkap (ya saya salah satu orang yang bingung untuk memilih karena perangkap informasi ini).

Kok terperangkap ?

ya menurut saya untuk mendapatkan keputusan memilih salah satu calon, masyarakat harus dapat menilai calon yang dipilihnya. namun sayangnya hari ini informasi yang kita dapat untuk menilai calon yang kita pilih hanya terpaut pada koalisi, black campaign, masa lalu, personality. banyak asumsi asumsi pendek yang membuat kita memilih presiden dan wakil presiden kita hanya berdasarkan satu indikator. dan saya yakin pasti statement statement ini sering teman-teman dengar :

"Gw milih capres A soalnya dia itu keras, dan indonesia butuh itu"

"Gw milih capres B soalnya indonesia butuh pemimpin yang jujur"

"Gw gak akan milih capres B ah, janjinya dia aja katanya bersumpah memimpin jakarta 5 tahun"

"Gw gak akan milih capres A karena masa lalunya buruk"

hari ini saya mendapatkan semua kontra argumen dari semua statement statement umum diatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun