Mohon tunggu...
Dimas Pndw
Dimas Pndw Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Informatika - Universitas Muhammadiyah Surakarta

Mahasiswa Magister Informatika - Universitas Muhammadiyah Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Teknologi terhadap Fenomena Pubertas Dini

17 November 2024   12:29 Diperbarui: 20 Desember 2024   20:14 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Cut Nya Dhin dalam artikel yang berjudul "PEMBINAAN ANAK PADA MASA PUBERTAS MENURUT PENDIDIKAN ISLAM" menyampaikan bahwa pubertas merupakan sebuah masa ketika seseorang anak mengalami perubahan fisik, psikis dan kematangan fungsi seksual. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan dapat berlangsung dengan cepat. Pada perempuan pubertas ditandai dengan menstruasi sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Terdapat fenomena yang banyak diperbincangan akhir-akhir ini mengenai pubertas, yaitu fenomena pubertas dini yang terjadi pada generasi sekarang. Ikatan Dokter Anak Indonsia (IDAI) pada tahun 2020 memperkiran bahwa sekitar 10-15% anak Perempuan di Indonesia mengalami pubertas dini, penelitian yang juga dilakukan oleh Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2021 menemukan bahwa sekitar 7-8% anak laki-laki di perkotaan Indonesia mengalami tanda-tanda pubertas dini. Kementrian Kesehatan RI dalam laporannya tahun 2022 juga menyatakan bahwa kasus pubertas dini telah meningkat sebesar 20% dalam 5 tahun terakhir di beberapa kota besar di Indonesia.

Pubertas dini adalah kondisi ketika fase pertumbuhan bentuk dan ukuran tubuh, perkembangan tulang dan otot, serta kematangan sistem reproduksi anak terjadi lebih cepat dari normalnya, yaitu sebelum menginjak usia 8 tahun untuk anak perempuan dan sebelum berusia 9 tahun pada anak laki-laki. Terdapat beberapa penyebab terjadinya pubertas dini dari seseorang, salah satunya adalah dibidang teknologi mengenai paparan konten digital yang sangat mudah didapatkan. Konten-konten dewasa yang seharusnya belum waktunya dikonsumsi oleh anak-anak dapat menyebabkan terjadinya pubertas dini, contohnya seperti konten-konten percintaan atau film-film mengenai percintaan. Konten-konten ini memaksa anak-anak untuk memahami atau terpapar hal-hal yang belum saatnya menjadi konsumsi diusia mereka. Hal ini dapat memicu aktivasi dini pada area otak, terutama pada area hipotalamus yang memiliki peran penting dalam melepaskan hormon-hormon terkait pubertas. Akibat dari hal ini maka pubertas yang biasanya dimulai secara bertahap akan dimulai lebih cepat dan menyebabkan risiko terjadinya pubertas dini.

Selain pengaruh dari konten media sosial penggunaan perangkat elektronik yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya pubertas dini. Cahaya biru yang terdapat pada perangkat elektronik merupakan bagian yang dapat mempengaruhi pubertas dini. Penelitian mengenai pengaruh Cahaya Biru yang terhadap perkembangan hormon dipublikasikan pada jurnal  "Frontier in Endocrinology". Peneliti menggunakan tikus sebagai bahan percobaan dan mendapatkan kesimpulan bahwa semakin lama tikus-tikus terpapar Cahaya biru makan akan semakin lama juga awal mula pubertas terjadi. Peneliti menyampaikan bahwa meskipun hal ini belum dapat dipastikan terjadi juga pada manusia tetapi temuan ini menunjukkan bahwa Cahaya biru dapat mempengaruhi atau meningkatkan risiko dari pubertas dini.

Kesimpulannya adalah pengawasan penggunaan teknologi pada anak-anak sangat penting dilakukan. Hal ini penting dilakukan karena selain dampak positif teknologi juga menyimpan dampak-dampak negatif yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.

Sumber :

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/didaktika/article/view/492

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mengenal-pubertas-dini

https://lottechocopieindonesia.com/news/hubungan-antara-pubertas-dini-dengan-era-digital

https://www.antaranews.com/berita/3752223/paparan-cahaya-biru-gawai-dapat-picu-pubertas-dini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun