Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Demokrasi dan Jabatan sebagai Bancakan: Ancaman bagi Keadilan Sosial

3 Februari 2025   06:52 Diperbarui: 3 Februari 2025   06:52 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Demokrasi merupakan sistem yang bertujuan untuk menjamin partisipasi rakyat dalam pemerintahan, memastikan keadilan sosial, serta menciptakan tata kelola negara yang bersih dan transparan. Namun, dalam praktiknya, demokrasi di Indonesia menghadapi tantangan serius, salah satunya adalah fenomena jabatan sebagai "bancakan" atau ajang bagi-bagi kekuasaan. Fenomena ini semakin merajalela seiring dengan melemahnya institusi penegak hukum, praktik politik dinasti, serta meningkatnya budaya klientelisme dan korupsi politik.

Dalam tulisan ini, kita akan membahas fenomena bancakan jabatan dalam demokrasi Indonesia, menggunakan data dan fakta terbaru, teori para ahli tentang korupsi politik, serta perspektif ideologi Marhaenisme yang berpihak pada rakyat kecil. Dengan memahami permasalahan ini secara lebih mendalam, diharapkan kita bisa menggagas solusi untuk mengembalikan demokrasi pada tujuan sejatinya, yakni menyejahterakan rakyat banyak, bukan hanya segelintir elit.

---

Fenomena Bancakan Jabatan dalam Demokrasi Indonesia

Bancakan jabatan merujuk pada praktik di mana kekuasaan politik digunakan untuk membagi-bagikan posisi strategis kepada orang-orang yang memiliki kedekatan dengan penguasa, bukan berdasarkan kompetensi atau kepentingan rakyat. Praktik ini sering terjadi di Indonesia, terutama dalam konteks politik dinasti dan oligarki kekuasaan.

Salah satu contoh terbaru yang menjadi sorotan adalah dugaan upaya Presiden Joko Widodo untuk membangun politik dinasti dengan mendorong anaknya untuk maju dalam pemilihan kepala daerah, meskipun ada putusan Mahkamah Konstitusi yang melarangnya. Sayangnya, putusan ini tidak dijalankan secara tegas, bahkan parlemen seolah mengabaikannya. Hal ini menjadi bukti bahwa institusi-institusi demokrasi yang seharusnya menjaga keseimbangan kekuasaan semakin melemah.

Selain politik dinasti, bancakan jabatan juga sering terjadi dalam bentuk bagi-bagi kursi di lembaga pemerintahan dan badan usaha milik negara (BUMN). Banyak jabatan strategis yang seharusnya diisi oleh profesional justru diberikan kepada mereka yang memiliki hubungan politik dengan elite penguasa. Akibatnya, kebijakan yang dihasilkan cenderung tidak berbasis pada kepentingan rakyat, melainkan untuk menjaga stabilitas kekuasaan kelompok tertentu.

---

Data dan Fakta Terkini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun