Kekayaanmu mengalir bagai sungai emas,
Namun menguap di tangan para bedebah.
Rakyatmu terhimpit, tertatih,
Hanya menjadi bayang di negeri sendiri.
Pemimpinmu lihai bersilat lidah,
Janji-janji mereka bagai asap di udara,
Melayang tinggi, lenyap tanpa jejak,
Sementara perut kami tetap mengerang lapar.
Dapatkah kami berteriak?
Atau suara kami hanya gema di jurang sunyi?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!