Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Isra Mi'raj: Dimensi Spiritual, Ideologi Dan Politik

26 Januari 2025   14:03 Diperbarui: 26 Januari 2025   14:03 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jatim.viva.co.id/cangkrukan/17565-memetik-hikmah-peristiwa-isra-miraj-pertanda-kebesaran-allah-swt-tak-terbatas

Isra Mi'raj merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Islam. Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina (Isra) dan kemudian naik ke langit ke-7 hingga Sidratul Muntaha (Mi'raj) merupakan mukjizat yang penuh makna. Bukan sekadar perjalanan fisik, Isra Mi'raj membawa pesan mendalam yang mencakup aspek spiritual, ideologi, dan politik.

Di tengah kondisi umat Islam saat ini yang menghadapi berbagai tantangan sosial, politik, dan ekonomi, refleksi terhadap Isra Mi'raj menjadi semakin penting. Peristiwa ini tidak hanya memperkuat keimanan, tetapi juga mengajarkan strategi perjuangan dalam menghadapi kekuatan yang menindas. Dari perspektif Marhaenisme, Isra Mi'raj mencerminkan perjuangan kaum kecil (Marhaen) dalam melawan ketidakadilan dan membangun tatanan sosial yang lebih adil dan berkeadaban.

Dimensi Spiritual: Fondasi Keimanan dan Ketakwaan

Secara spiritual, Isra Mi'raj merupakan bukti kebesaran Allah SWT dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Allah. Hal ini menegaskan bahwa shalat bukan sekadar ritual ibadah, melainkan tiang agama dan sarana utama dalam memperkuat hubungan antara manusia dan Tuhan.

Di samping itu, perjalanan Mi'raj Nabi ke langit memperlihatkan kepada beliau berbagai gambaran surga dan neraka. Nabi menyaksikan balasan bagi orang-orang yang berbuat baik serta hukuman bagi mereka yang berbuat zalim. Pesan moral ini menegaskan bahwa keadilan Allah bersifat mutlak dan setiap perbuatan manusia akan mendapatkan ganjaran yang setimpal.

Dalam konteks kehidupan umat Islam saat ini, peristiwa Isra Mi'raj mengajarkan pentingnya menjaga keimanan dan ketakwaan meskipun menghadapi berbagai rintangan. Ketika dunia semakin materialistis, umat Islam harus tetap berpegang teguh pada nilai-nilai spiritual agar tidak terjerumus ke dalam pola hidup yang hanya berorientasi pada kepentingan duniawi semata.

Dimensi Ideologi: Ujian Keimanan dan Keteguhan Prinsip

Isra Mi'raj juga mengandung dimensi ideologi yang menguji keimanan dan keteguhan prinsip. Ketika Nabi Muhammad SAW menyampaikan peristiwa ini kepada kaum Quraisy, banyak yang mengejek dan meragukannya. Namun, sahabat terdekat Nabi, Abu Bakar Ash-Shiddiq, langsung membenarkan kejadian ini tanpa ragu. Sikap Abu Bakar ini menunjukkan bahwa keyakinan terhadap kebenaran harus lebih kuat daripada opini publik yang mencoba menggoyahkan prinsip-prinsip agama.

Dari sudut pandang ideologis, Isra Mi'raj mengajarkan bahwa keimanan harus didukung oleh keteguhan dalam mempertahankan kebenaran. Dalam dunia modern, banyak orang yang menghadapi tekanan untuk mengkompromikan nilai-nilai moral dan agama demi keuntungan materi atau kekuasaan. Namun, Isra Mi'raj memberikan pelajaran bahwa kebenaran harus ditegakkan walaupun menghadapi tantangan berat.

Hal ini sejalan dengan prinsip Marhaenisme yang diajarkan oleh Soekarno. Marhaenisme menekankan bahwa perjuangan harus didasarkan pada kesadaran ideologis yang kuat, bukan sekadar kepentingan pragmatis. Seperti halnya Nabi Muhammad SAW yang tidak menyerah terhadap cemoohan kaum Quraisy, seorang Marhaenis sejati juga harus tetap teguh dalam membela keadilan sosial, meskipun menghadapi perlawanan dari pihak yang berkepentingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun