Israel telah meningkatkan pengamanan di perbatasan Golan untuk mencegah infiltrasi militan dari Suriah. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Israel terus melakukan serangan udara terbatas untuk mencegah penyebaran senjata canggih ke tangan kelompok oposisi atau milisi proksi Iran. Teknologi militer Israel yang canggih, termasuk sistem pertahanan Iron Dome, menjadi aset utama dalam menghadapi potensi konflik.
Konflik Potensial: Siapa yang Akan Unggul?
Jika konflik antara oposisi Suriah dan Israel pecah, beberapa faktor penting akan menentukan hasilnya:
1. Kekuatan Militer Israel
Israel memiliki salah satu militer paling kuat di dunia, didukung oleh teknologi canggih, logistik yang solid, dan aliansi strategis dengan Amerika Serikat. Pengalaman Israel dalam menghadapi kelompok militan non-negara, seperti Hizbullah di Lebanon, menunjukkan bahwa Israel memiliki kemampuan untuk menangani ancaman dari faksi-faksi oposisi Suriah.
2. Fragmentasi Oposisi Suriah
Kekurangan utama oposisi adalah kurangnya persatuan. Konflik internal di antara faksi-faksi oposisi dapat mengurangi efektivitas mereka dalam menghadapi musuh eksternal. Selain itu, banyak faksi yang bergantung pada dukungan asing, yang membuat mereka rentan terhadap manipulasi politik luar negeri.
3. Peran Kekuatan Asing
Keberadaan Rusia dan Iran di Suriah meskipun Assad telah jatuh, masih signifikan. Rusia cenderung mempertahankan pangkalan militernya di Tartus dan Latakia, sementara Iran mungkin terus mendukung milisi proksi untuk melawan Israel. Di sisi lain, Amerika Serikat dan sekutu Barat kemungkinan besar akan mendukung Israel dalam konflik ini.
4. Kondisi Geopolitik Regional
Konflik di Suriah tidak hanya melibatkan Israel dan oposisi, tetapi juga negara-negara lain seperti Turki dan negara-negara Teluk. Turki, misalnya, memiliki kepentingan strategis di Suriah utara untuk mencegah ancaman dari kelompok Kurdi. Keterlibatan pihak-pihak ini dapat memperumit situasi dan memengaruhi hasil konfli.