Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Marhaenisme dan Wacana Pelarangan Ojol Menggunakan BBM Bersubsidi

3 Desember 2024   15:00 Diperbarui: 3 Desember 2024   15:46 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://listrikindonesia.com/detail/14810/curhat-bang-ojol-subsidi-bbm-harus-adil#google_vignette

Dalam perkembangan ekonomi Indonesia, isu subsidi bahan bakar minyak (BBM) selalu menjadi topik yang hangat dibahas. Baru-baru ini, ada wacana pemerintah mengeluarkan kebijakan yang melarang pengemudi ojek online (ojol) menggunakan BBM bersubsidi. Kebijakan ini memunculkan polemik, terutama jika dilihat dari sudut pandang ideologi Marhaenisme, yang menempatkan rakyat kecil sebagai fokus utama perjuangan.

### **Subsidi BBM: Untuk Siapa?**

Subsidi BBM bertujuan untuk meringankan beban ekonomi masyarakat, terutama golongan berpenghasilan rendah. Data tahun 2023 menunjukkan bahwa sekitar 40% rumah tangga termiskin di Indonesia masih sangat bergantung pada BBM bersubsidi untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, dalam praktiknya, distribusi subsidi sering kali tidak tepat sasaran. Studi mengungkapkan bahwa hampir kurang dari 70% subsidi BBM dinikmati oleh kelompok masyarakat menengah ke atas.

Larangan ojol menggunakan BBM bersubsidi justru memperkeruh masalah ini. Ojol, yang mayoritas merupakan pekerja informal dengan pendapatan tidak tetap, masuk dalam kategori masyarakat berpenghasilan rendah. Kebijakan ini dianggap tidak adil karena menghilangkan akses mereka terhadap BBM bersubsidi, yang seharusnya menjadi hak mereka sebagai bagian dari rakyat kecil.

### **Marhaenisme dan Keadilan Sosial**

Marhaenisme, sebagai ideologi yang diperkenalkan oleh Soekarno, menempatkan kaum kecil, pekerja, dan petani sebagai subjek utama perjuangan. Dalam konteks ini, larangan ojol menggunakan BBM bersubsidi bertentangan dengan prinsip keadilan sosial. Ojol adalah salah satu representasi nyata dari kaum marhaen di era modern. Mereka bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga di tengah tekanan ekonomi yang semakin berat.

Menurut data Asosiasi Pengemudi Ojek Online Indonesia (APOJI) tahun 2023, jumlah pengemudi ojol di Indonesia mencapai lebih dari 2,5 juta orang. Sebagian besar dari mereka memiliki pendapatan di bawah UMR. Jika mereka dipaksa menggunakan BBM non-subsidi, biaya operasional akan meningkat signifikan. Sebagai contoh, selisih harga Pertalite (BBM bersubsidi) dan Pertamax (BBM non-subsidi) per liter mencapai Rp4.000. Dengan rata-rata konsumsi BBM 5 liter per hari, pengemudi harus mengeluarkan tambahan biaya Rp600.000 per bulan. Beban ini sangat memberatkan bagi mereka yang pendapatannya hanya sekitar Rp3 juta per bulan.

### **Dampak Ekonomi dan Sosial**

Larangan ini tidak hanya berdampak pada pengemudi ojol, tetapi juga pada perekonomian secara keseluruhan. Ojol memainkan peran penting dalam sektor transportasi dan logistik, terutama di perkotaan. Mereka menjadi andalan masyarakat untuk mobilitas dan pengantaran barang. Jika biaya operasional mereka meningkat, tarif layanan ojol kemungkinan besar akan naik. Hal ini akan menambah beban masyarakat, terutama di tengah inflasi yang sudah meningkat sejak awal tahun 2024.

Lebih jauh lagi, kebijakan ini berpotensi meningkatkan angka pengangguran. Banyak pengemudi ojol yang mungkin memilih berhenti karena tidak mampu menanggung biaya operasional yang lebih tinggi. Pada akhirnya, ini akan menambah jumlah pekerja informal yang kehilangan mata pencaharian, bertentangan dengan semangat Marhaenisme yang berupaya memberdayakan rakyat kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun