Louis Althusser (1918-1990) adalah salah satu filsuf Marxis terkemuka abad ke-20 yang dikenal karena pengembangan pendekatan Marxisme Struktural. Pendekatan ini memberikan pembaruan radikal terhadap cara pemikiran Marxis dipahami dan diaplikasikan, khususnya dalam memahami struktur masyarakat, ideologi, dan peran negara. Melalui karya-karya seperti *For Marx* (1965) dan *Reading Capital* (1965), Althusser menawarkan kritik terhadap determinisme ekonomi ortodoks dalam Marxisme dan memperkenalkan konsep-konsep baru yang relevan hingga hari ini.
#### Marxisme Struktural: Penolakan terhadap Humanisme Marxis
Salah satu kontribusi utama Althusser adalah kritiknya terhadap apa yang ia sebut sebagai "humanisme Marxis." Dalam pandangan tradisional, Marxisme sering dipahami sebagai teori yang menempatkan manusia sebagai subjek sentral dalam perubahan sejarah. Althusser menolak pandangan ini, berpendapat bahwa sejarah tidak digerakkan oleh individu atau kesadaran manusia, melainkan oleh struktur yang lebih besar yang bekerja secara independen dari kehendak individu. Ia mengacu pada ide bahwa struktur sosial, ekonomi, dan politik memiliki logika dan dinamika tersendiri yang menentukan peristiwa sejarah.
Bagi Althusser, karya Karl Marx sendiri, khususnya dalam *Das Kapital*, tidak berfokus pada individu melainkan pada hubungan-hubungan sosial yang terstruktur. Ia membedakan antara "Marxisme klasik" yang cenderung humanis dengan "Marxisme ilmiah" yang berbasis pada analisis struktur. Perspektif ini bertujuan untuk membersihkan Marxisme dari interpretasi humanis yang dipengaruhi oleh filsafat Hegelian dan mengembalikannya pada fokus materialis yang lebih murni.
#### Konsep Struktur dan Overdeterminasi
Konsep kunci dalam Marxisme Struktural adalah "struktur." Bagi Althusser, masyarakat terdiri dari berbagai struktur yang saling berinteraksi, seperti ekonomi, politik, dan ideologi. Struktur-struktur ini tidak hanya saling berkaitan tetapi juga memiliki tingkat otonomi relatif. Dalam pandangan ini, ekonomi tetap menjadi elemen determinan dalam "jalan terakhir," tetapi tidak secara langsung mendikte semua aspek kehidupan sosial. Sebaliknya, struktur ideologi dan politik juga memainkan peran signifikan dalam membentuk realitas sosial.
Konsep "overdeterminasi" adalah inovasi penting Althusser. Ia meminjam istilah ini dari psikoanalisis Sigmund Freud untuk menjelaskan bagaimana berbagai faktor dalam struktur sosial dapat saling memperkuat dan memengaruhi. Dalam konteks Marxisme, overdeterminasi berarti bahwa setiap peristiwa sosial, seperti revolusi, tidak pernah disebabkan oleh satu faktor tunggal (misalnya ekonomi), tetapi oleh interaksi kompleks antara berbagai struktur. Dengan demikian, perubahan sosial tidak dapat dijelaskan secara sederhana dengan analisis ekonomi, tetapi membutuhkan analisis multidimensi.
#### Ideologi dan Aparatus Ideologi Negara
Salah satu gagasan Althusser yang paling berpengaruh adalah teorinya tentang ideologi dan aparatus ideologi negara (ISA). Dalam esainya yang terkenal, "Ideology and Ideological State Apparatuses," Althusser mendefinisikan ideologi sebagai sistem representasi yang membentuk cara individu memahami dunia. Ia berargumen bahwa ideologi bukan sekadar refleksi dari realitas material, tetapi juga berfungsi untuk mereproduksi hubungan sosial yang ada.
Aparatus ideologi negara merujuk pada institusi-institusi seperti sekolah, keluarga, media, agama, dan budaya yang berperan dalam menyebarkan ideologi dominan. Menurut Althusser, fungsi utama ISA adalah untuk memastikan reproduksi tenaga kerja dan tatanan sosial dengan membuat individu menerima struktur kekuasaan yang ada sebagai sesuatu yang wajar atau alami. Proses ini dilakukan melalui "interpelasi," di mana individu diubah menjadi subjek yang taat terhadap ideologi dominan.