Pilkada Kota Bandung 2024 menjadi momentum penting bagi warga kota ini untuk memilih pemimpin yang akan memimpin mereka selama lima tahun ke depan. Di tengah dinamika politik yang semakin pragmatis, ideologi Marhaenisme relevan untuk dijadikan pijakan dalam menilai kandidat yang maju di Pilkada. Marhaenisme, yang digagas oleh Soekarno sebagai ideologi perjuangan rakyat kecil, mengedepankan keadilan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat marjinal. Dalam konteks Kota Bandung, prinsip-prinsip ini dapat menjadi solusi atas berbagai permasalahan kota, seperti kemacetan, banjir, dan kesenjangan sosial.
### Kota Bandung dan Tantangannya
Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat, Bandung menghadapi berbagai tantangan urban. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung menunjukkan bahwa pada tahun 2023 tingkat pengangguran terbuka mencapai 8,3%, salah satu yang tertinggi di Jawa Barat. Selain itu, masalah kemacetan dan polusi udara juga menjadi keluhan utama warga. Bandung tercatat sebagai salah satu kota dengan indeks kualitas udara yang buruk di Indonesia, menurut laporan IQAir pada Oktober 2023.
Di sisi lain, kesenjangan sosial masih mencolok. Meskipun kota ini dikenal sebagai pusat kreatif dan pariwisata, banyak warga di pinggiran kota masih hidup di bawah garis kemiskinan. Data BPS menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di Kota Bandung mencapai 4,21% pada 2023, yang artinya ribuan warga masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Situasi ini menuntut pemimpin yang tidak hanya memiliki visi besar, tetapi juga keberpihakan kepada rakyat kecil, seperti yang diajarkan dalam Marhaenisme.
### Marhaenisme sebagai Jawaban
Marhaenisme menekankan pentingnya keadilan sosial, keberpihakan pada rakyat kecil, dan kemandirian ekonomi. Dalam konteks Pilkada Kota Bandung, prinsip ini relevan untuk menilai program-program yang ditawarkan oleh para kandidat. Apakah mereka hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur yang megah, ataukah benar-benar peduli pada pemberdayaan masyarakat di akar rumput?
Salah satu contoh penerapan Marhaenisme adalah mendorong penguatan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung, terdapat lebih dari 300 ribu UMKM yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian kota. Namun, banyak dari mereka menghadapi kendala dalam akses permodalan dan pemasaran. Pemimpin yang berpihak pada rakyat kecil harus mampu memberikan solusi konkrit, seperti menyediakan fasilitas pinjaman tanpa bunga atau membuka akses pasar yang lebih luas melalui teknologi digital.
Selain itu, keberpihakan terhadap rakyat kecil juga dapat diwujudkan melalui kebijakan perumahan yang adil. Data BPS menunjukkan bahwa sekitar 12% warga Kota Bandung masih tinggal di kawasan kumuh. Pemimpin yang berjiwa Marhaen harus memiliki program nyata untuk menyediakan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah, tanpa mengorbankan mereka melalui penggusuran paksa.
### Kandidat dan Ideologi
Pilkada 2024 akan menjadi ajang pertarungan berbagai visi dan misi dari para kandidat. Namun, masyarakat harus kritis menilai sejauh mana visi dan misi tersebut merepresentasikan kepentingan rakyat kecil. Dalam hal ini, para pemilih dapat menggunakan prinsip Marhaenisme sebagai alat ukur untuk menilai kesungguhan kandidat.
Misalnya, bagaimana kandidat merespons isu banjir yang kerap melanda Kota Bandung? Apakah mereka hanya menawarkan solusi jangka pendek seperti normalisasi sungai, ataukah memiliki strategi holistik yang melibatkan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan? Selain itu, bagaimana sikap mereka terhadap masalah transportasi publik? Kota Bandung membutuhkan pemimpin yang berani mengembangkan transportasi publik yang murah, aman, dan ramah lingkungan, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
### Fakta dan Harapan
Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Lembaga Survei Bandung Institute pada November 2023, sebanyak 68% responden menyatakan bahwa mereka menginginkan pemimpin yang peduli pada rakyat kecil dan memiliki solusi nyata atas masalah kota. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Marhaenisme masih relevan di tengah masyarakat Kota Bandung.
Namun, fakta lain menunjukkan bahwa politik uang masih menjadi ancaman dalam Pilkada. Prakiraan laporan, praktik politik uang akan meningkat sebesar 15% dibandingkan Pilkada sebelumnya. Ini menjadi tantangan besar bagi masyarakat untuk tetap memilih berdasarkan visi dan misi kandidat, bukan atas dasar iming-iming materi.
### Kesimpulan
Marhaenisme sebagai ideologi perjuangan rakyat kecil menawarkan solusi yang relevan bagi berbagai masalah yang dihadapi Kota Bandung. Pilkada 2024 menjadi momen penting bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang benar-benar berpihak pada mereka. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip Marhaenisme, masyarakat dapat menilai kandidat berdasarkan program-program yang mereka tawarkan, terutama dalam pemberdayaan UMKM, penyediaan hunian layak, dan pengelolaan lingkungan.
Namun, tantangan besar masih ada, terutama dalam mengatasi pragmatisme politik dan politik uang. Oleh karena itu, warga Kota Bandung harus bersikap kritis dan cerdas dalam menentukan pilihan mereka. Dengan demikian, Pilkada 2024 tidak hanya menjadi ajang memilih pemimpin, tetapi juga momentum untuk memperjuangkan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat kecil, sesuai dengan semangat Marhaenisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H