Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Marhaenisme dan Pilkada Jawa Barat 2024: Sebuah Refleksi Ideologis

25 November 2024   20:04 Diperbarui: 25 November 2024   20:35 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilkada Jawa Barat 2024 menjadi salah satu ajang politik yang paling dinantikan di Indonesia. Sebagai provinsi dengan populasi terbesar, hasil pemilihan kepala daerah di Jawa Barat akan memberikan dampak signifikan terhadap dinamika politik nasional. Dalam konteks ini, Marhaenisme sebagai ideologi perjuangan rakyat kecil perlu menjadi landasan kritis untuk menilai dan mengarahkan dinamika politik Jawa Barat.

### Marhaenisme: Ideologi Perjuangan Rakyat Kecil

Marhaenisme adalah gagasan yang dikembangkan oleh Soekarno untuk memperjuangkan kepentingan rakyat kecil, yang seringkali terpinggirkan oleh sistem kapitalis dan kolonial. Dalam perspektif Marhaenisme, rakyat kecil adalah subjek utama pembangunan. Mereka harus diberdayakan, bukan dimanfaatkan. Filosofi ini sangat relevan dengan konteks Jawa Barat, di mana mayoritas penduduknya adalah petani, buruh, dan pedagang kecil yang sering kali terabaikan dalam kebijakan pembangunan.

Dalam Pilkada Jawa Barat 2024, Marhaenisme seharusnya menjadi tolok ukur dalam memilih pemimpin yang benar-benar peduli pada rakyat kecil. Pemimpin yang memahami Marhaenisme akan memastikan bahwa kebijakan mereka berpihak pada pengentasan kemiskinan, pemerataan ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan.

### Fakta Sosial dan Ekonomi Jawa Barat

Data terbaru menunjukkan bahwa Jawa Barat memiliki tingkat kemiskinan sebesar 7,98% per September 2023, dengan jumlah penduduk miskin mencapai 4,8 juta jiwa. Selain itu, tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat berada pada angka 8,69%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Sektor pertanian, yang menjadi tulang punggung sebagian besar masyarakat pedesaan, juga menghadapi tantangan besar akibat alih fungsi lahan dan minimnya akses terhadap teknologi pertanian modern.

Dalam konteks ini, pemimpin Jawa Barat yang terpilih harus mampu menawarkan solusi konkret untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil. Mereka harus berani menolak proyek-proyek pembangunan yang hanya menguntungkan segelintir elite, tetapi merugikan mayoritas masyarakat.

### Tantangan Pilkada Jawa Barat 2024

Pilkada 2024 diwarnai oleh polarisasi politik yang tajam. Banyak calon kepala daerah yang lebih fokus pada popularitas daripada substansi program. Fenomena ini mencerminkan ketidakdewasaan demokrasi kita, di mana politik sering kali menjadi ajang kontestasi kekuatan modal, bukan ide dan gagasan.

Dalam perspektif Marhaenisme, tantangan ini hanya bisa diatasi dengan mengedepankan politik ideologis yang berorientasi pada kepentingan rakyat kecil. Para calon harus menunjukkan komitmen nyata terhadap isu-isu seperti pengentasan kemiskinan, perlindungan hak-hak buruh, reforma agraria, dan akses pendidikan yang merata. Mereka juga harus berani menolak intervensi oligarki yang sering kali merusak proses demokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun