Ia menyebut metode ini sebagai ittihad al-aqil wa'l-ma'qul, atau penyatuan antara akal dan objek yang dipahami. Dalam pandangan ini, semakin dekat seseorang kepada Tuhan, semakin tinggi tingkat pengetahuannya, karena ia menyaksikan realitas dengan "mata hati" yang tercerahkan.
Pengaruh Sufisme dalam Teosofi Transendental
Pengaruh sufisme sangat kuat dalam filsafat Mulla Sadra, terutama dari Ibn Arabi. Dalam pandangannya, perjalanan spiritual individu merupakan cerminan dari dinamika realitas itu sendiri. Konsep "kesatuan wujud" (wahdat al-wujud) dari Ibn Arabi menjadi landasan bagi pandangan Mulla Sadra tentang hubungan antara Tuhan dan alam semesta.
Bagi Mulla Sadra, pencapaian spiritual tidak hanya melibatkan penghapusan ego, tetapi juga pemahaman mendalam tentang realitas sebagai manifestasi ilahi. Alam semesta adalah refleksi dari Tuhan, dan perjalanan manusia adalah upaya untuk mengenali Tuhan melalui refleksi ini.
Implikasi Teologi dan Etika
Filsafat Mulla Sadra tidak hanya memiliki implikasi dalam metafisika, tetapi juga dalam teologi dan etika. Dalam teologi, ia menawarkan pemahaman baru tentang sifat Tuhan dan hubungan-Nya dengan makhluk. Tuhan, sebagai sumber segala wujud, tidak hanya diakses melalui argumen rasional, tetapi juga melalui pengalaman mistis dan cinta ilahi.
Dalam etika, pandangan Mulla Sadra menekankan pentingnya transformasi diri. Manusia, dengan potensinya yang dinamis, harus berupaya mencapai penyempurnaan spiritual melalui pengembangan akhlak yang luhur dan pengetahuan yang mendalam. Pandangan ini menciptakan kerangka etika yang menyeimbangkan antara tindakan praktis dan perenungan batin.
Warisan dan Pengaruh
Pemikiran Mulla Sadra memiliki dampak yang luas dalam dunia Islam, terutama di kalangan filsuf, teolog, dan sufi. Karyanya, seperti Asfar al-Arba'a (Empat Perjalanan), menjadi referensi utama dalam filsafat Islam pasca abad ke-17.
Namun, kontribusinya tidak berhenti di dunia Islam. Konsep-konsepnya telah menarik perhatian para pemikir Barat yang tertarik pada dialog antara filsafat Timur dan Barat. Banyak akademisi modern yang mengkaji filsafat Mulla Sadra untuk memahami bagaimana ia berhasil mengintegrasikan berbagai tradisi pemikiran dalam satu kerangka yang koheren.
Kesimpulan