Pemilu 1999 merupakan salah satu tonggak sejarah dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Setelah era Orde Baru yang didominasi oleh Golongan Karya, Pemilu 1999 menjadi arena pertarungan demokrasi yang lebih terbuka dengan kehadiran banyak partai politik. Sebanyak 48 partai peserta bersaing dalam pemilu pertama di era reformasi ini. Suasana euforia demokrasi terlihat di berbagai sudut kota, dari baliho, spanduk, hingga poster partai-partai yang memenuhi ruang publik. Namun, bagi para kolektor barang vintage dan pecinta sejarah politik, mencari poster-poster asli dari masa itu sekarang menjadi tantangan yang tak mudah.
Mengapa Poster Pemilu 1999 Menjadi Barang Buruan?
Poster-poster Pemilu 1999 memiliki nilai historis dan sentimental yang tinggi. Sebagai simbol semangat reformasi, setiap poster mencerminkan identitas, visi, dan misi partai. Misalnya, poster Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan gambar banteng merahnya yang ikonik, atau Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mengusung nilai-nilai keislaman.
Selain itu, poster-poster ini mencerminkan kekayaan desain grafis era 1990-an. Kombinasi warna mencolok, font retro, dan simbol-simbol partai menciptakan daya tarik tersendiri bagi kolektor. Poster-poster ini juga menjadi artefak penting dalam memahami dinamika sosial-politik di Indonesia pasca-Orde Baru.
Namun, setelah lebih dari dua dekade berlalu, keberadaan poster-poster ini semakin langka. Banyak yang hilang dimakan waktu, rusak, atau dibuang setelah masa kampanye selesai. Ini menjadi salah satu alasan mengapa kolektor rela berburu hingga ke pelosok untuk mendapatkannya.
Kendala Mencari Poster Partai
1. Minimnya Dokumentasi dan Penyimpanan
Pada masa itu, poster-poster politik dicetak dalam jumlah besar, tetapi jarang ada yang berpikir untuk menyimpannya sebagai arsip sejarah. Sebagian besar hanya digunakan sebagai alat kampanye dan dilekatkan di tembok, pohon, atau tiang listrik. Setelah pemilu selesai, poster-poster ini biasanya dicabut atau dibiarkan hancur oleh cuaca.
2. Kerusakan Fisik