Dengan membuka ruang bagi kebebasan, ilmuwan dapat mengeksplorasi berbagai cara yang mungkin untuk mencapai hasil yang lebih baik. Feyerabend percaya bahwa penerapan pendekatan anything goes ini memungkinkan ide-ide baru berkembang, bahkan jika awalnya tampak tidak sesuai dengan norma atau prinsip ilmiah.
Namun, pandangan ini bukan berarti Feyerabend mendukung kekacauan total dalam ilmu pengetahuan atau bahwa ia menolak semua prinsip ilmiah. Anarkisme epistemologis yang dimaksudkannya adalah bentuk pembebasan dari otoritas metode dan pengakuan bahwa tidak ada cara tunggal untuk memahami dunia.
 Anarkisme epistemologis bertujuan agar sains lebih inklusif, mempertimbangkan berbagai perspektif dan metode yang mungkin bertentangan dengan cara berpikir ilmiah konvensional.
Kritik terhadap Sains sebagai Institusi dan Dogma
Feyerabend juga menyatakan bahwa sains, yang seharusnya menjadi alat untuk memahami kebenaran, justru sering kali berubah menjadi institusi yang dogmatis.Â
Ia menilai bahwa sains modern memiliki kecenderungan untuk mendikte cara pandang manusia terhadap realitas dan kebenaran, sama seperti agama pada Abad Pertengahan.Â
Ketika sains dianggap sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang sah, Feyerabend menilai bahwa masyarakat kehilangan kesempatan untuk memahami dunia melalui cara-cara lain, seperti seni, tradisi, atau budaya.
Menurut Feyerabend, sains sering kali menolak pandangan yang tidak sesuai dengan kerangka ilmiah, seperti pengetahuan tradisional atau spiritualitas.Â
Misalnya, praktik pengobatan tradisional atau pengobatan alternatif seringkali dianggap tidak ilmiah, meskipun ada kasus di mana pengobatan tersebut memberikan hasil positif.Â
Feyerabend berpendapat bahwa ilmu pengetahuan harus bersifat terbuka terhadap bentuk pengetahuan lainnya, sehingga masyarakat memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi berbagai cara dalam mencari solusi atau pemahaman.
Implikasi Sosial dan Politik Anarkisme Epistemologis