Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rene Descartes: Diskursus dan Metode

24 Oktober 2024   04:37 Diperbarui: 24 Oktober 2024   07:44 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.mazhabkepanjen.com/2021/01/rene-descartes-1-keraguan-untuk.html?m=1

Rene Descartes, seorang filsuf, matematikawan, dan ilmuwan asal Prancis, dikenal sebagai "Bapak Filsafat Modern." Pemikirannya, terutama dalam Discours de la Mthode (1637) atau Diskursus tentang Metode, membawa perubahan besar dalam sejarah filsafat. Karya ini adalah salah satu upaya Descartes untuk menguraikan pendekatan baru dalam mencari kebenaran, yang berbeda dari metode skolastik tradisional yang dominan di Eropa pada saat itu. Descartes menciptakan fondasi bagi metode ilmiah modern dan menginspirasi revolusi intelektual yang dikenal sebagai Zaman Pencerahan (Enlightenment).

Tulisan ini akan menjelaskan bagaimana konsep diskursus dan metode dalam pemikiran Descartes membentuk dasar bagi cara pandang rasionalis dan ilmiah yang kita kenal saat ini. Dengan menelusuri inti pemikirannya, kita akan memahami bagaimana Descartes menghadirkan pendekatan sistematis untuk mencari kebenaran melalui penggunaan akal budi dan metode skeptisisme metodis.

Latar Belakang Pemikiran Descartes

Descartes lahir pada tahun 1596 di La Haye en Touraine, Prancis, dan dididik dalam tradisi skolastik yang menggabungkan ajaran Aristotelian dan teologi Katolik. Namun, Descartes segera merasakan ketidakpuasan terhadap filsafat skolastik karena dirasakannya terlalu dogmatis dan tidak memberikan landasan yang kokoh untuk memperoleh pengetahuan yang pasti.

Pada awal abad ke-17, dunia pemikiran Eropa diguncang oleh temuan-temuan ilmiah yang mengubah cara pandang terhadap alam semesta. Revolusi ilmiah yang dipelopori oleh tokoh seperti Galileo Galilei dan Johannes Kepler memperkenalkan pendekatan yang lebih eksperimental dan matematis dalam memahami realitas. Descartes, yang juga tertarik dengan matematika dan ilmu alam, ingin menemukan landasan filosofis yang kokoh untuk ilmu pengetahuan yang berkembang ini. Diskursus tentang Metode adalah jawaban Descartes atas kegelisahan tersebut.

Metode Keraguan dan Cogito Ergo Sum

Salah satu kontribusi terpenting Descartes adalah metode skeptisisme metodisnya. Dalam Diskursus tentang Metode, Descartes menganjurkan untuk meragukan segala sesuatu yang bisa diragukan agar dapat menemukan fondasi pengetahuan yang tak terbantahkan. Baginya, kebenaran harus didasarkan pada kepastian absolut, bukan sekadar kebiasaan atau otoritas. Maka dari itu, dia berusaha meragukan semua hal, termasuk kesaksian indera, realitas dunia luar, dan bahkan keberadaan dirinya sendiri.

Namun, dalam proses meragukan segalanya, Descartes menemukan bahwa ada satu hal yang tidak bisa diragukan, yaitu fakta bahwa dia meragukan. Dengan kata lain, keraguannya sendiri membuktikan bahwa dia ada sebagai subjek yang berpikir. Inilah yang melahirkan ungkapan terkenalnya: Cogito ergo sum -- "Aku berpikir, maka aku ada."

Melalui prinsip Cogito ergo sum, Descartes menemukan fondasi pengetahuan yang dia cari: pikiran atau kesadaran diri adalah sesuatu yang pasti dan tidak bisa dibantah. Dari sinilah dia membangun sistem pengetahuan yang lebih luas, dengan akal budi sebagai alat utama untuk mencapai kebenaran.

Metode Descartes

Setelah menetapkan prinsip dasar Cogito ergo sum, Descartes mengembangkan empat aturan yang menjadi inti dari metodenya dalam mencari kebenaran:

1. Meragukan segala hal: Descartes memulai dengan skeptisisme radikal. Semua yang tidak dapat dipastikan harus dianggap tidak benar hingga terbukti sebaliknya. Dengan kata lain, dia mengusulkan untuk tidak menerima apa pun sebagai benar kecuali jika itu jelas dan tak terbantahkan.

2. Memecahkan masalah menjadi bagian-bagian kecil: Metode ini bertujuan untuk memecah permasalahan yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana agar dapat dianalisis dengan lebih mudah. Dengan memecah suatu masalah, seseorang dapat lebih mudah memahami keseluruhannya.

3. Menyusun pemikiran secara teratur: Descartes mengusulkan bahwa setelah memecahkan masalah menjadi bagian-bagian kecil, langkah selanjutnya adalah mengatur pemikiran dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Dengan cara ini, pengetahuan dapat dibangun secara bertahap dan sistematis.

4. Mengulas secara menyeluruh: Langkah terakhir dalam metode Descartes adalah melakukan pengujian ulang secara teliti untuk memastikan tidak ada yang terlewat. Ini memastikan bahwa hasil analisis tidak mengandung kekeliruan.

Keempat aturan ini membentuk dasar metode rasionalis Descartes yang menekankan penggunaan akal budi dalam memahami dunia. Dengan metode ini, Descartes berusaha menjauhkan diri dari otoritas dogmatis dan spekulasi filosofis tanpa dasar yang pasti, seperti yang banyak ditemukan dalam tradisi skolastik.

Diskursus dan Revolusi Ilmiah

Karya Descartes tidak hanya memiliki pengaruh dalam ranah filsafat, tetapi juga dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Salah satu aspek penting dari Diskursus tentang Metode adalah bagaimana Descartes mendorong pendekatan mekanistik terhadap alam semesta. Menurut Descartes, dunia fisik bekerja seperti mesin yang dapat dijelaskan melalui hukum-hukum matematika dan prinsip-prinsip mekanika.

Pemikiran ini mempengaruhi perkembangan fisika modern, terutama dalam pandangan bahwa alam semesta dapat dipahami melalui hukum-hukum yang bersifat universal dan deterministik. Meskipun gagasan Descartes tentang dualisme pikiran dan tubuh dikritik oleh para filsuf dan ilmuwan selanjutnya, seperti Spinoza dan Leibniz, pengaruhnya dalam filsafat dan metode ilmiah tetap tidak dapat disangkal.

Kesimpulan

Diskursus tentang Metode oleh Rene Descartes bukan hanya sebuah karya filosofis yang monumental, tetapi juga titik awal bagi revolusi intelektual yang mengubah cara manusia memahami dunia. Descartes memberikan kontribusi besar dengan memperkenalkan metode skeptis yang sistematis, yang menempatkan rasio sebagai alat utama dalam pencarian kebenaran. Prinsip Cogito ergo sum mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemikir terpenting dalam sejarah filsafat, sementara metodenya menjadi dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern.

Dengan karya ini, Descartes membuka jalan bagi para pemikir selanjutnya untuk membangun tradisi rasionalisme dan memulai era baru dalam filsafat dan ilmu pengetahuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun