Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ambang Batas Fanatisme

11 Oktober 2024   06:19 Diperbarui: 11 Oktober 2024   06:20 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fanatisme, secara umum, didefinisikan sebagai keyakinan atau dukungan yang berlebihan terhadap suatu ide, tokoh, atau kelompok. Di dunia modern yang semakin terhubung, fanatisme muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari agama, politik, hingga budaya pop. Meskipun dalam kadar tertentu fanatisme bisa dipandang sebagai bentuk komitmen yang kuat terhadap suatu prinsip atau keyakinan, ada titik di mana fanatisme dapat melewati ambang batas kewajaran dan menjadi ancaman terhadap harmoni sosial.

Fanatisme yang tidak terkendali seringkali mengarah pada intoleransi, kekerasan, dan polarisasi masyarakat. Pada artikel ini, kita akan membahas ambang batas fanatisme, faktor-faktor yang menyebabkannya melampaui batas, serta bagaimana masyarakat bisa mengelola fanatisme agar tidak berujung pada kerusakan sosial.

Fanatisme dalam Berbagai Dimensi

Fanatisme tidak hanya ditemukan dalam konteks agama, meskipun istilah ini sering dikaitkan dengan ekstremisme agama. Dalam ranah politik, misalnya, fanatisme tercermin dalam bentuk loyalitas buta terhadap seorang tokoh atau ideologi tertentu. Pada kasus-kasus ekstrem, fanatisme politik dapat menggerakkan massa untuk menolak hasil pemilu, menentang pemerintahan sah, mendukung hasil pemilu, mendukung pemerintah yang sah atau bahkan terlibat dalam kekerasan politik.

Di sisi lain, fanatisme dalam ranah budaya, seperti dalam komunitas penggemar (fandom), juga semakin menguat di era media sosial. Para penggemar bisa begitu terobsesi dengan artis atau produk budaya tertentu hingga menimbulkan permusuhan dengan kelompok penggemar lain. Mereka bisa menyerang siapa pun yang dianggap menghina atau tidak menghargai idolanya, seringkali dengan cara yang berlebihan atau tidak proporsional.

Ambang Batas Fanatisme

Ambang batas fanatisme adalah titik di mana keyakinan seseorang tidak lagi bersifat positif atau konstruktif, melainkan merusak. Fanatisme yang sehat bisa berupa dedikasi tinggi terhadap nilai-nilai tertentu, selama hal itu tidak mengabaikan rasionalitas dan kemanusiaan. Namun, ketika seseorang melewati ambang batas tersebut, fanatisme berubah menjadi dogma yang mengabaikan fakta dan kepentingan orang lain.

Beberapa indikator yang menunjukkan bahwa fanatisme sudah melampaui ambang batas meliputi:

1. Intoleransi terhadap Perbedaan Pendapat: Ketika seseorang atau sekelompok orang tidak dapat menerima pendapat yang berbeda, ini adalah salah satu tanda bahwa fanatisme telah melampaui batas. Mereka yang berada dalam keadaan ini cenderung memandang siapa pun yang tidak sepakat dengan pandangan mereka sebagai musuh.

2. Dehumanisasi Kelompok Lain: Dalam banyak kasus ekstrem, fanatisme dapat mengarah pada dehumanisasi kelompok lain. Mereka yang dianggap berbeda pandangan, agama, atau keyakinan sering kali tidak diperlakukan sebagai manusia seutuhnya, melainkan sebagai musuh yang sah untuk dihancurkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun