Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pilkada 2024: Coblos Kotak Kosong, Rakyat Marhaen Brebes Pasti Bahagia!

30 September 2024   11:50 Diperbarui: 30 September 2024   11:55 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilkada 2024: Coblos Kotak Kosong, Rakyat Marhaen Brebes Pasti Bahagia!

Pada Pilkada serentak 2024, Brebes menjadi salah satu daerah yang kembali dihadapkan pada pilihan yang akan menentukan masa depan daerahnya. Namun, di tengah hiruk pikuk kampanye dan janji-janji politik yang saling bersahutan, muncul satu pilihan yang mungkin terdengar kontroversial, namun bagi sebagian rakyat Brebes---khususnya mereka yang menyebut dirinya sebagai marhaen---adalah pilihan terbaik: mencoblos kotak kosong.

Memilih kotak kosong dalam Pilkada bukanlah sekadar aksi protes tanpa arah, tetapi bisa dianggap sebagai bentuk aspirasi yang sangat politis. Bagi sebagian kalangan, khususnya mereka yang merasa jenuh dengan janji-janji manis politisi yang kerap berujung pada kekecewaan, kotak kosong menjadi simbol perjuangan. Ia mewakili keresahan mendalam rakyat kecil, mereka yang merasa tidak lagi punya tempat dalam sistem demokrasi yang dipenuhi oleh kepentingan oligarki dan elite politik. Mencoblos kotak kosong bukan berarti apatis terhadap demokrasi, melainkan tindakan sadar untuk menolak pilihan yang dianggap tak merepresentasikan kepentingan rakyat.

Kotak Kosong Sebagai Simbol Kegagalan Elite

Di Brebes, wilayah yang didominasi oleh petani kecil dan buruh tani, marhaenisme masih memiliki tempat dalam hati masyarakat. Marhaenisme, yang diajarkan oleh Bung Karno, menekankan pentingnya kaum kecil untuk mandiri dan berdaulat, baik secara ekonomi maupun politik. Namun, bagi banyak rakyat Brebes, pilihan politik yang ada di Pilkada 2024 tidak lagi merefleksikan nilai-nilai tersebut. Para calon yang maju ke kontestasi cenderung lebih fokus pada kepentingan pribadi atau golongan daripada memperjuangkan nasib rakyat kecil.

Tidak jarang rakyat Brebes merasa bahwa politisi yang terpilih hanya memperkaya diri sendiri dan segelintir orang di sekitarnya. Janji-janji kampanye tentang pembangunan, kesejahteraan, dan lapangan kerja seringkali menguap setelah mereka duduk di kursi kekuasaan. Ini bukan hanya cerita di Brebes, melainkan fenomena umum di banyak daerah di Indonesia, di mana Pilkada seringkali hanya menjadi panggung bagi elite untuk mempertahankan kekuasaannya. Di tengah situasi ini, rakyat Brebes yang sadar politik melihat kotak kosong sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem yang mereka anggap gagal.

Melawan Dominasi Elite Oligarki

Salah satu alasan utama mengapa kotak kosong menjadi pilihan sebagian rakyat Brebes adalah kekecewaan mereka terhadap dominasi elite oligarki dalam perpolitikan lokal. Selama bertahun-tahun, Pilkada di Brebes didominasi oleh nama-nama besar yang memiliki jaringan politik kuat, baik di tingkat lokal maupun nasional. Dalam banyak kasus, calon yang maju didukung oleh kekuatan uang dan koneksi politik yang luas, sementara kandidat independen atau calon yang lebih dekat dengan rakyat kecil sulit menembus tembok kekuasaan tersebut.

Dominasi elite ini mempersempit ruang bagi munculnya pemimpin dari kalangan rakyat kecil. Rakyat Brebes merasa bahwa mereka hanya diberikan pilihan antara "lebih buruk" dan "paling buruk" dalam Pilkada, sehingga kotak kosong menjadi simbol perlawanan terhadap dominasi elite oligarki. Mencoblos kotak kosong diharapkan dapat menjadi sinyal kuat bahwa rakyat Brebes menolak calon-calon yang mereka anggap tidak peduli dengan kepentingan mereka.

Kotak Kosong dan Demokrasi Substansial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun