Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Marhaenisme dan Kemiskinan Sistemik: Tantangan Struktural dalam Pemberdayaan Rakyat

27 September 2024   06:47 Diperbarui: 27 September 2024   06:56 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://korankaltim.com/read/samarinda/73896/jumlah-penduduk-miskin-di-kaltim-turun-tapi-garis-kemiskinan-naik#google_vignette

Pemberdayaan Rakyat: Jalan Keluar dari Kemiskinan Sistemik

Pemberdayaan rakyat adalah salah satu konsep kunci dalam marhaenisme. Ini berarti memberikan rakyat kecil kemampuan dan alat untuk keluar dari kemiskinan melalui akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan kesempatan ekonomi yang setara. Salah satu contoh penting adalah peningkatan akses terhadap pendidikan yang berkualitas. Data UNESCO pada tahun 2020 menunjukkan bahwa sekitar 21% penduduk Indonesia yang berusia di atas 25 tahun hanya menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SD atau kurang. Pendidikan yang rendah ini menjadi salah satu faktor utama yang memperparah kemiskinan, karena rakyat kecil tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk bersaing di pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif.

Dalam konteks kesehatan, akses yang tidak merata terhadap layanan kesehatan berkualitas juga menjadi penyebab utama kemiskinan. Laporan dari Bank Dunia pada tahun 2021 menunjukkan bahwa sekitar 27 juta penduduk Indonesia tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan dasar. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran negara dalam menyediakan jaminan sosial yang kuat untuk rakyatnya, terutama bagi kaum marhaen.

Menuju Keadilan Sosial yang Hakiki

Mengatasi kemiskinan sistemik melalui pendekatan marhaenisme bukanlah perkara mudah. Ini memerlukan keberanian politik, komitmen pemerintah, dan partisipasi aktif dari masyarakat. Namun, marhaenisme menawarkan solusi yang holistik dengan menekankan pentingnya redistribusi kekayaan, pembangunan yang inklusif, dan pemberdayaan rakyat kecil sebagai jalan keluar dari kemiskinan.

Langkah-langkah konkret seperti reforma agraria, peningkatan akses terhadap pendidikan dan kesehatan, serta kebijakan pembangunan yang pro-rakyat harus menjadi prioritas dalam upaya mengatasi kemiskinan sistemik. Marhaenisme, sebagai ideologi yang berpihak pada rakyat kecil, menawarkan sebuah jalan menuju keadilan sosial yang lebih hakiki dan merata. Pada akhirnya, hanya dengan mengatasi ketimpangan struktural dan memberdayakan kaum marhaen, Indonesia dapat keluar dari belenggu kemiskinan sistemik yang telah mengakar selama berdekade-dekade.

Marhaenisme bukan sekadar ideologi sosial politik, melainkan sebuah komitmen moral dan sosial untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Tantangan besar ini membutuhkan solidaritas seluruh elemen bangsa, terutama dalam mewujudkan cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun