Setelah 25 tahun berlalu, upaya untuk mendapatkan keadilan bagi korban Semanggi II tetap berlangsung, meskipun penuh tantangan. Keluarga korban terus memperjuangkan agar tragedi ini diakui sebagai pelanggaran HAM berat dan agar pelaku diadili. Mereka ingin memastikan bahwa peristiwa serupa tidak terulang lagi di masa depan.
Meski demikian, harapan untuk mendapatkan keadilan tidak akan tercapai tanpa ada dorongan kuat dari masyarakat luas dan pemerintah yang berkomitmen terhadap penegakan hukum. Pengadilan HAM harus diberi kewenangan yang lebih besar untuk mengusut pelanggaran HAM masa lalu, termasuk tragedi Semanggi II. Sementara itu, masyarakat sipil dan gerakan mahasiswa perlu terus mengawal kasus ini agar tidak dilupakan oleh publik.
Penutup
Peristiwa Semanggi II adalah cermin suram dari transisi demokrasi Indonesia. Tragedi ini menunjukkan bahwa jalan menuju keadilan dan reformasi yang sesungguhnya masih sangat panjang. Siapa yang harus bertanggung jawab? Jawabannya tidak hanya terletak pada individu atau lembaga tertentu, melainkan juga pada seluruh bangsa yang harus berani menuntut keadilan. Di usia 25 tahun peringatan Semanggi II ini, kita harus tetap bertanya: kapan keadilan bagi korban akan benar-benar ditegakkan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H