Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Achilee Mbembe, Nekropolitik

3 September 2024   08:19 Diperbarui: 3 September 2024   08:24 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://holbergprize.org

Achille Mbembe adalah seorang pemikir postkolonial terkemuka asal Kamerun yang karyanya telah menjadi tonggak penting dalam kajian hubungan antara kekuasaan, kekerasan, dan kematian. Salah satu konsep yang paling dikenal dari Mbembe adalah "nekropolitik," sebuah istilah yang ia gunakan untuk menggambarkan cara-cara negara atau entitas kekuasaan lainnya menggunakan kematian sebagai alat kontrol sosial dan politik. Dalam tulisannya, Mbembe menantang asumsi tradisional tentang kekuasaan dan kedaulatan, dengan menyoroti bagaimana kekuasaan modern sering kali diwujudkan melalui kemampuan untuk menentukan siapa yang harus hidup dan siapa yang harus mati.

### Latar Belakang Pemikiran Mbembe

Pemikiran Mbembe dipengaruhi oleh karya-karya pemikir besar seperti Michel Foucault, yang terkenal dengan konsep "biopolitik". Biopolitik merujuk pada cara kekuasaan mengatur kehidupan---mengelola populasi, kesehatan, dan tubuh manusia. Namun, Mbembe melangkah lebih jauh dengan memperkenalkan konsep nekropolitik, yang menurutnya melengkapi atau bahkan melampaui biopolitik dalam konteks kekuasaan kontemporer. Bagi Mbembe, kekuasaan modern tidak hanya tentang mengatur kehidupan, tetapi juga tentang pengendalian kematian. Ini berarti bahwa negara atau entitas kekuasaan lainnya dapat menggunakan kekerasan, peperangan, dan berbagai bentuk penindasan untuk menentukan siapa yang hidup dan siapa yang mati.

### Nekropolitik dan Kolonialisme

Dalam karyanya yang berjudul *Necropolitics* (2003), Mbembe menjelaskan bagaimana konsep nekropolitik ini sangat relevan dalam konteks kolonialisme dan imperialisme. Selama era kolonial, kekuasaan kolonial sering kali mempertahankan kontrolnya dengan memanipulasi kehidupan dan kematian populasi pribumi. Koloni-koloni di Afrika, Asia, dan Amerika Latin mengalami bentuk kekerasan ekstrem, mulai dari genosida hingga perbudakan, di mana nyawa manusia menjadi sesuatu yang bisa dinegosiasikan atau dihancurkan demi kepentingan kolonial.

Mbembe berargumen bahwa nekropolitik tidak hanya terjadi dalam konteks sejarah kolonial tetapi juga terus berlanjut hingga masa kini. Dalam situasi-situasi tertentu, seperti konflik bersenjata, rezim otoriter, atau zona-zona konflik, kekuasaan yang mengatur kehidupan dan kematian tetap menjadi ciri utama politik kontemporer. Misalnya, dalam konflik Timur Tengah, kekuatan militer menggunakan teknologi canggih seperti drone untuk menentukan siapa yang harus dibunuh, yang merupakan manifestasi langsung dari nekropolitik.

### Nekropolitik dalam Dunia Modern

Dalam dunia modern, konsep nekropolitik bisa dilihat dalam berbagai bentuk kekerasan struktural dan sistemik yang masih ada hingga hari ini. Misalnya, sistem penjara, kamp pengungsi, dan kebijakan imigrasi yang ketat sering kali menciptakan kondisi di mana kelompok tertentu terperangkap dalam situasi hidup-mati. Negara menggunakan berbagai instrumen kekuasaan untuk menentukan siapa yang berhak untuk hidup dengan layak dan siapa yang tidak.

Nekropolitik juga dapat dilihat dalam cara negara-negara menangani pandemi atau krisis kesehatan lainnya. Keputusan-keputusan politik dan ekonomi yang diambil selama pandemi COVID-19, misalnya, menunjukkan bagaimana kebijakan kesehatan bisa menjadi alat nekropolitik ketika beberapa kelompok masyarakat dibiarkan lebih rentan terhadap penyakit dan kematian akibat kurangnya akses terhadap layanan kesehatan.

Selain itu, dalam konteks kapitalisme global, Mbembe mengamati bagaimana nekropolitik juga diwujudkan dalam eksploitasi buruh dan sumber daya alam di negara-negara berkembang. Di tempat-tempat seperti pertambangan, perkebunan, atau pabrik-pabrik di negara-negara Global South, kehidupan pekerja sering kali diabaikan, dan kematian mereka dianggap sebagai biaya operasional yang wajar demi keuntungan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun