Di atas punggung bumi yang lelah, Â
terbentang jejakmu, Bung, Â
seperti matahari yang memahat langit senja, Â
menyulut bara dalam dada yang dingin, Â
menghangatkan raga yang terbelenggu penjara malam.
Kau, sang pembebas, adalah ombak yang memecah karang, Â
menyanyikan simfoni kebebasan, Â
dalam irama yang tak pernah usai, Â
menggetarkan samudera ketakutan.
Langkahmu tak hanya meninggalkan jejak di tanah, Â
tapi juga mengukir takdir dalam jiwa-jiwa yang merdeka, Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!