Pemilu 14 Februari 2024 kemarin di Indonesia bukan sekadar kompetisi politik biasa. Di balik layar, terdapat kekuatan besar yang sedang berjuang untuk mempertahankan dominasinya dalam tatanan sosial dan ekonomi negara. Kekuatan tersebut dikenal sebagai "borjuasi" -- kelas pemilik modal yang mengendalikan jalannya politik demi kepentingan mereka sendiri.Â
Pemilu ini dapat dilihat sebagai panggung pertarungan antara tiga kubu borjuasi utama yang masing-masing memiliki agenda, strategi, dan kekuatan politik yang berbeda. Ketiga kubu ini adalah borjuasi politik, borjuasi ekonomi, dan borjuasi birokrasi. Dalam artikel ini, kita akan membedah bagaimana ketiga kubu ini beroperasi dan apa dampaknya bagi demokrasi serta rakyat Indonesia.
### Kubu Borjuasi Politik
Kubu borjuasi politik merupakan kelompok yang paling mudah dikenali di kancah Pemilu. Mereka terdiri dari elite-elite politik yang telah lama menduduki posisi penting dalam partai politik besar. Kelompok ini memiliki akses langsung ke kekuasaan negara dan menggunakan posisi mereka untuk melanggengkan kekuasaan serta mempertahankan status quo. Pemilu 2024 menjadi medan pertarungan sengit bagi mereka, mengingat semakin tingginya tuntutan rakyat akan perubahan dan pembaruan.
Borjuasi politik cenderung memanfaatkan jaringan patronase dan politik uang untuk mempertahankan dominasi mereka. Meskipun banyak yang berbicara tentang reformasi dan pemberantasan korupsi, praktik-praktik lama seperti politik transaksional dan distribusi patronase masih merajalela. Kemenangan dalam Pemilu bagi kubu ini bukan hanya soal kursi di DPR, tetapi juga kendali atas sumber daya negara yang bisa dimanfaatkan untuk memperkaya diri dan kelompok mereka.
### Kubu Borjuasi Ekonomi
Jika borjuasi politik mendominasi ranah kekuasaan, maka borjuasi ekonomi mengendalikan sumber daya ekonomi yang krusial bagi keberlanjutan negara. Kubu ini terdiri dari para konglomerat, pengusaha besar, dan pemilik modal yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan ekonomi dan politik. Pemilu 2024 adalah momen krusial bagi mereka untuk memastikan bahwa siapa pun yang terpilih, kepentingan ekonomi mereka tetap terlindungi.
Borjuasi ekonomi sering kali tidak tampil di depan layar, tetapi mereka bekerja di belakang layar melalui lobi-lobi politik, donasi kampanye, dan jaringan bisnis yang luas. Mereka mendanai kampanye politik dengan harapan mendapatkan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan bisnis mereka. Seperti yang telah terbukti pada Pemilu-Pemilu sebelumnya, kebijakan ekonomi yang dihasilkan sering kali lebih menguntungkan segelintir orang daripada masyarakat luas.
Pengaruh borjuasi ekonomi bisa dilihat dari bagaimana kebijakan ekonomi negara sering kali pro-bisnis dan kurang memperhatikan kesejahteraan rakyat kecil. Privatisasi, deregulasi, dan pemotongan pajak bagi perusahaan besar adalah beberapa contoh kebijakan yang didorong oleh kubu ini. Dalam Pemilu 2024, mereka akan berusaha keras untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan semacam itu terus berlanjut.
### Kubu Borjuasi Birokrasi