Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Otoritarianisme Tafsir Agama: Pandangan Khaled Abou El Fadl

9 Agustus 2024   03:21 Diperbarui: 9 Agustus 2024   03:22 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kalimahsawa.id/khaled-m-abou-e-fadl-dialektika-islam-moderat-vs-puritan/

Dalam dunia yang semakin kompleks dan plural, agama tetap menjadi salah satu pilar penting dalam kehidupan manusia. Namun, bagaimana agama ditafsirkan dan digunakan dalam kehidupan sosial dan politik sering kali menjadi sumber perdebatan yang intens. Salah satu pemikir yang menyoroti isu ini adalah Khaled Abou El Fadl, seorang cendekiawan hukum Islam yang sangat kritis terhadap fenomena otoritarianisme dalam penafsiran agama. Artikel ini akan membahas pandangan Khaled Abou El Fadl tentang otoritarianisme dalam tafsir agama, bagaimana hal ini mempengaruhi masyarakat Muslim, dan apa yang bisa dilakukan untuk menghadapinya.

### **Siapa Khaled Abou El Fadl?**

Khaled Abou El Fadl adalah seorang ahli hukum Islam dan Profesor di Universitas California, Los Angeles (UCLA). Ia dikenal sebagai salah satu pemikir Islam progresif yang menekankan pentingnya keadilan, hak asasi manusia, dan demokrasi dalam interpretasi hukum Islam. Karya-karyanya sering kali membahas bagaimana hukum Islam dapat dipahami dan diterapkan dalam konteks modern tanpa kehilangan esensi spiritual dan moralnya. Salah satu karyanya yang terkenal adalah "The Great Theft: Wrestling Islam from the Extremists," di mana ia mengkritik keras penafsiran-penafsiran Islam yang otoritarian.

### **Otoritarianisme dalam Tafsir Agama**

Otoritarianisme dalam tafsir agama, menurut Khaled Abou El Fadl, adalah ketika penafsiran agama dilakukan secara kaku, dogmatis, dan tidak toleran terhadap perbedaan pendapat. Otoritarianisme ini sering kali muncul ketika kelompok atau individu tertentu berusaha memonopoli kebenaran dengan mengklaim bahwa tafsir mereka adalah satu-satunya yang benar dan sahih. Mereka cenderung menolak segala bentuk perdebatan, interpretasi alternatif, dan pertanyaan yang kritis.

Abou El Fadl berargumen bahwa otoritarianisme ini sangat berbahaya karena dapat mengarah pada ekstremisme dan kekerasan. Ketika agama ditafsirkan dengan cara yang kaku dan tidak toleran, ia bisa digunakan untuk membenarkan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, seperti penindasan terhadap kelompok minoritas, diskriminasi gender, dan bahkan terorisme.

### **Akar Otoritarianisme dalam Tafsir Agama**

Abou El Fadl mengidentifikasi beberapa faktor yang menjadi akar dari otoritarianisme dalam tafsir agama. Salah satunya adalah pemahaman yang sempit dan tekstual terhadap teks-teks suci. Dalam pendekatan ini, teks-teks agama dipahami secara harfiah tanpa mempertimbangkan konteks historis, sosial, dan budaya di mana teks tersebut diturunkan. Ini sering kali mengarah pada interpretasi yang dogmatis dan kaku, yang menolak perbedaan pendapat dan dialog.

Faktor lain yang ia identifikasi adalah adanya kepentingan politik dan kekuasaan yang mempengaruhi tafsir agama. Dalam banyak kasus, kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan politik menggunakan tafsir agama untuk melegitimasi kekuasaan mereka dan menindas oposisi. Tafsir agama yang otoritarian sering kali digunakan sebagai alat untuk mempertahankan status quo dan menolak perubahan.

### **Dampak Otoritarianisme terhadap Masyarakat Muslim**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun