Jika kamu ditanya milih main atau kerja? mayoritas pengennya main, kalau bisa, nggak kerja atau bisa main terus kerjanya dikit aja
Main bola bukan kerja bola, main musik bukan kerja musik. Padahal ada yang pekerjaannya adalah main bola dan bekerjanya adalah main musik. Tapi tetap, main dan kerja itu seperti dua hal yang yang berbeda walaupun misalnya pekerjaannya sama.
Asosiasi dalam pikiran kalau bermain itu menyenangkan Kalau bekerja itu berat banyak tekanan dan seterusnya. Apa sebabnya, mungkin karena sepertinya tanggung jawabnya lebih serius Kalau bekerja daripada bermain (?) bermain gagal? ya nggak papa, bekerja gagal? konsekuensinya berat ya, mungkin perusahaan frame kita terhadap tanggung jawab dan konsekuensi yang sepertinya lebih serius di urusan bekerja daripada bermain.
Kita anggap bermain kalau selesai itu kita sedih dan kita bekerja kalau selesai melakukan pekerjaan tersebut kita senang, jadi ketika menjalankan bermain itu menyenangkan ketika selesai sedih kita bekerja itu memberatkan ketika selesai senang.
Hidup kan juga sebuah bak "sebuah kegiatan yang kita lakukan yang ada akhirnya". Kalau kamu mati sedih berarti hidup itu seperti permainan, sedih udah selesai. Kalau kamu mati senang berarti hidup itu seperti pekerjaan, ada tanggung jawab yang berat, ada konsekuensi yang berat, jadi ketika mati udah selesai pekerjaan hidupnya.Â
Coba direfleksi kalau kita mati itu seneng apa sedih? kalau mayoritas mati sedih, nggak pengen mati pengennya hidup terus, jadi seharusnya hidup itu seperti permainan. Fun fun aja.
Menurut agama katanya hidup senda gurau, ngapain serius-serius? Tapi kalau nggak serius nggak hidup namanya. Ternyata permainannya adalah pada keseriusan tersebut yang buat kita stress ternyata ketakutan terhadap output, seperti ketakutan terhadap tanggung jawab gimana konsekuensinya nanti kalau kita sadar bahwa konsekuensi dan output tidak 100% di tangan kita.Â
Di Islam ada konsep yang output itu di tangan Tuhan yang penting kita berusaha. Keberhasilan bukan mayoritas karena usaha, tetapi keberhasilan mayoritas karena keberuntungan.
Menarik untuk dibahas lebih lanjut, Kenapa tidak gini kalau pas hidup senang pas mati juga senang, mungkin nggak ya? harapannya hidup dengan permainan mati dengan menyenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H