Mohon tunggu...
Dimas Kurniawan Prasetya
Dimas Kurniawan Prasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fkominfo UNIGA

Berusaha untuk menjadi orang yang beruntung - Berbahagialah Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Bermain & Bekerja

21 Juni 2023   13:55 Diperbarui: 21 Juni 2023   13:58 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kamu ditanya milih main atau kerja? mayoritas pengennya main, kalau bisa, nggak kerja atau bisa main terus kerjanya dikit aja

Main bola bukan kerja bola, main musik bukan kerja musik. Padahal ada yang pekerjaannya adalah main bola dan bekerjanya adalah main musik. Tapi tetap, main dan kerja itu seperti dua hal yang yang berbeda walaupun misalnya pekerjaannya sama.

Asosiasi dalam pikiran kalau bermain itu menyenangkan Kalau bekerja itu berat banyak tekanan dan seterusnya. Apa sebabnya, mungkin karena sepertinya tanggung jawabnya lebih serius Kalau bekerja daripada bermain (?) bermain gagal? ya nggak papa, bekerja gagal? konsekuensinya berat ya, mungkin perusahaan frame kita terhadap tanggung jawab dan konsekuensi yang sepertinya lebih serius di urusan bekerja daripada bermain.

Kita anggap bermain kalau selesai itu kita sedih dan kita bekerja kalau selesai melakukan pekerjaan tersebut kita senang, jadi ketika menjalankan bermain itu menyenangkan ketika selesai sedih kita bekerja itu memberatkan ketika selesai senang.

Hidup kan juga sebuah bak "sebuah kegiatan yang kita lakukan yang ada akhirnya". Kalau kamu mati sedih berarti hidup itu seperti permainan, sedih udah selesai. Kalau kamu mati senang berarti hidup itu seperti pekerjaan, ada tanggung jawab yang berat, ada konsekuensi yang berat, jadi ketika mati udah selesai pekerjaan hidupnya. 

Coba direfleksi kalau kita mati itu seneng apa sedih? kalau mayoritas mati sedih, nggak pengen mati pengennya hidup terus, jadi seharusnya hidup itu seperti permainan. Fun fun aja.

Menurut agama katanya hidup senda gurau, ngapain serius-serius? Tapi kalau nggak serius nggak hidup namanya. Ternyata permainannya adalah pada keseriusan tersebut yang buat kita stress ternyata ketakutan terhadap output, seperti ketakutan terhadap tanggung jawab gimana konsekuensinya nanti kalau kita sadar bahwa konsekuensi dan output tidak 100% di tangan kita. 

Di Islam ada konsep yang output itu di tangan Tuhan yang penting kita berusaha. Keberhasilan bukan mayoritas karena usaha, tetapi keberhasilan mayoritas karena keberuntungan.

Menarik untuk dibahas lebih lanjut, Kenapa tidak gini kalau pas hidup senang pas mati juga senang, mungkin nggak ya? harapannya hidup dengan permainan mati dengan menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun