Mohon tunggu...
Dimas Khrisna Wicaksana
Dimas Khrisna Wicaksana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kolese Kanisius: Bukan Sekadar Sekolah Biasa

18 September 2024   23:30 Diperbarui: 19 September 2024   00:16 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa dari kita mungkin sudah tidak asing dengan Kolese Kanisius, sebuah sekolah homogen di Jakarta Pusat yang berasaskan iman Katolik. Kolese Kanisius telah berdiri sejak tahun 1927 dan terus berkarya dalam bidang pendidikan di Indonesia. Berbeda dengan sekolah lainnya, Kolese Kanisius tidak hanya berfokus pada bidang akademik, tetapi juga nonakademik. Untuk mencapai hal ini, berbagai macam kegiatan telah diadakan untuk membantu para siswa melampaui potensi diri mereka, terutama dalam bidang kepemimpinan.

Salah satu kegiatan untuk menempa jiwa kepemimpinan di Kolese Kanisius adalah Ignatian Leadership Training (ILT). ILT merupakan sebuah proses formasi yang yang pasti dialami oleh seluruh siswa Kolese Kanisius. Kegiatan ini sendiri biasanya hanya dialami oleh siswa kelas 10 di awal tahun ajaran mereka. Sesuai dengan namanya, seluruh jiwa kepemimpinan yang dimiliki oleh para siswa akan dibentuk pada kegiatan ini. Melalui kegiatan ini, mereka diharapkan dapat melampaui batasan mereka dan menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.

Dalam kegiatan ILT, para siswa akan ditanamkan nilai 4c1L, sebuah semangat dasar yang selalu diterapkan dalam seluruh dinamika di Kolese Kanisius. 4C1L terdiri atas beberapa nilai, yaitu  Competence, Compassion, Conscience, Commitment, dan Leadership. Nilai Competence atau kecerdasan adalah sebuah nilai yang berfokus pada ketangkasan para siswa dalam berpikir. Nilai Compassion atau kepedulian adalah sebuah nilai yang mengajarkan para siswa untuk saling membantu antara satu dengan yang lain, tanpa memandang muka. 

Nilai Conscience atau hati nurani adalah nilai yang diajarkan kepada para siswa untuk dapat lebih peka terhadap lingkungan sekitar mereka dan dapat memutuskan pilihan yang benar sesuai dengan hati nurani mereka. Nilai Commitment adalah nilai yang diajarkan kepada para peserta didik untuk dapat berpegang teguh terhadap janji-janji yang mereka miliki. Nilai Leadership atau kepemimpinan adalah nilai yang diajarkan para siswa untuk dapat menjadi seorang pemimpin yang melayani sesama. Seorang pemimpin bukan hanya berarti memimpin orang lain, tetapi harus dimulai dari memimpin diri sendiri. Kelima nilai ini adalah nilai-nilai utama yang diterapkan dalam kegiatan ILT.

Saya sendiri telah mengikuti kegiatan ILT sebanyak dua kali, yaitu sebagai peserta dan panitia. Selama mengikuti kegiatan ILT sebagai peserta, saya merasa cukup tertekan. Kegiatan formasi ini merupakan pengalaman pertama saya seumur hidup. Pada awalnya, saya merasa tidak sanggup dan ingin menyerah saja. Berbagai tugas-tugas diberikan kepada kami dan harus diselesaikan dalam waktu yang cukup singkat. Ditambah lagi dengan jarak antara rumah dengan sekolah yang jauh membuat saya kewalahan. 

Saya tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup karena harus menyelesaikan tagihan-tagihan tugas yang diberikan. Selain itu, kami juga sangat dituntut untuk selalu disiplin, mulai dari pengumpulan tugas, hingga ketepatan waktu. Mental dan fisik kami benar-benar diuji dalam kegiatan ini. Tidak hanya itu, soft skill yang kami miliki, seperti public speaking, juga diuji melalui kegiatan orasi dan debat.

Pada awalnya, saya berpikir bahwa kegiatan ILT hanyalah proses formasi yang dilakukan oleh para peserta saja. Akan tetapi, hal tersebut ternyata salah. Saya, sebagai panitia pada saat itu, ikut merasakan proses formasi bersama dengan panitia-panitia yang lain. Sebelum menjadi panitia, kami telah melewati berbagai bentuk seleksi yang cukup ketat. Karena ILT merupakan kegiatan yang sangat krusial, kami sebagai panitia juga melewati berbagai macam pelatihan demi memaksimalkan kegiatan ini. Selama kegiatan ILT, saya belajar lebih banyak mengenai manajemen waktu dan kedisiplinan.

Kegiatan ILT mungkin terdengar seperti masa yang sangat sulit dan berat. Namun sebenarnya, ILT memiliki sebuah tujuan yang sangat mulia. Para peserta maupun panitia akan dibentuk dan ditempa menjadi pribadi yang terus bertumbuh dari hari ke hari. Berbagai manfaat serta nilai akan didapatkan dari kegiatan ini, mulai dari kepemimpinan, kepedulian, komunikasi, dan masih banyak lagi. 

Berada di Kolese Kanisius tidak terasa seperti sedang bersekolah pada umumnya, tetapi itu merupakan sebuah panggilan. Bukan kami yang memiliki Kolese Kanisius, tetapi Kolese Kanisius yang memilih kami. Berbagai dinamika susah dan senang kami lalui bersama-sama. Diawali dengan komidi putar, diakhiri dengan halilintar. Inilah Kolese Kanisius.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun