Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam Kabinet Merah Putih, Â menyatakan bahwa "menulis adalah berpikir".Â
Dalam sebuah episode acara Kick Andy, Prof. Stella Christie,Wakil MenteriProf. Stella Christie yang merupakan seorang ilmuwan kognitif dan guru besar di Tsinghua University, Beijing, China, menekankan bahwa menulis bukan hanya sekadar merangkai kata, tetapi juga sebuah proses berpikir yang mendalam.Â
Sebagai lulusan Harvard University, Prof. Stella menjelaskan bahwa satu-satunya mata kuliah yang diwajibkan bagi seluruh mahasiswa semester pertama di Harvard adalah kelas menulis.Â
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menulis dalam membentuk pola pikir yang terstruktur dan kritis.
Menulis bukan hanya sekadar mencatat informasi, tetapi juga cara untuk mengolah, menyusun, dan menghubungkan berbagai ide.
Saat seseorang menulis, ia dituntut untuk mengorganisir pikiran, memilih kata yang tepat, dan merangkai kalimat yang logis. Proses ini membantu seseorang berpikir lebih jernih dan sistematis.
Menulis dan Keterkaitan dengan Berpikir Kritis
Dilansir dari penelitian yang dipublikasikan di jurnal Bahtera Indonesia, penerapan strategi metakognisi dan berpikir kreatif dalam menulis eksposisi mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.Â
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan menulis secara aktif, mahasiswa dapat melatih keterampilan berpikir logis, menyusun argumen yang kuat, dan mengembangkan sudut pandang yang lebih tajam.
Dikutip dari hasil riset Harvard University, menulis memainkan peran penting dalam proses pembelajaran.Â
Menulis membantu mahasiswa untuk menyusun informasi dengan lebih baik dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap suatu konsep.Â