Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.Â
Dilansir dari laporan Kementerian Koperasi dan UKM, sektor UMKM ini berkontribusi sekitar 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97% tenaga kerja nasional.Â
Namun, perjalanan para pelaku UMKM tidaklah mudah. Mereka menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan modal, akses pasar, hingga adaptasi terhadap teknologi yang terus berkembang.
Perjuangan Pelaku UMKM
Salah satu contoh inspiratif adalah Anik Sriati, seorang eksportir kendang jimbe asal Blitar.Â
Dilansir dari laporan UMKM Nasional, dengan kegigihannya, Anik berhasil menembus pasar internasional dan meraih omzet hingga miliaran rupiah. Perjalanan Anik dimulai dari usaha kecil yang kemudian berkembang berkat inovasi dan kerja kerasnya.
Contoh lain adalah Muhammad Shidiq, pendiri Geoffmax, sebuah merek sepatu lokal.Â
Dikutip dari wawancara bisnis nasional, dengan memanfaatkan teknologi digital, Shidiq berhasil memasarkan produknya secara luas dan menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang.Â
Kisah-kisah seperti ini menunjukkan bahwa dengan semangat dan inovasi, UMKM dapat berkembang meskipun menghadapi berbagai tantangan.
Namun, tidak semua pelaku UMKM seberuntung Anik dan Shidiq. Banyak di antara mereka yang masih berjuang untuk bertahan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.Â
Hambatan seperti permodalan, perizinan usaha, serta akses terhadap bahan baku sering menjadi kendala utama.