konsumsi sehari-hari, ternyata menyimpan berbagai dampak negatif bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.Â
Gula, bahan pemanis yang sering kitaDilansir dari Harvard Medical School, konsumsi gula yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.Â
Sayangnya, gula tidak hanya ada dalam makanan manis seperti kue atau permen, tetapi juga tersembunyi dalam berbagai makanan olahan seperti saus, minuman ringan, dan bahkan roti.
Proses Pembuatan Gula dari Tebu
Gula pasir yang sering kita gunakan berasal dari tanaman tebu. Proses pembuatannya melibatkan beberapa tahap, mulai dari ekstraksi cairan tebu hingga pemurnian.Â
Dilansir dari American Sugar Refining, cairan tebu diperas, disaring, dan dipanaskan hingga menghasilkan kristal gula mentah. Kristal ini kemudian dimurnikan lebih lanjut untuk menghilangkan molase dan menghasilkan gula putih bersih.
Di sisi lain, gula aren dibuat dari nira pohon aren atau kelapa yang direbus hingga mengental dan kemudian dicetak. Proses ini lebih alami dibandingkan dengan produksi gula pasir, sehingga gula aren sering dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat.
Kandungan Gula: Glukosa, Fruktosa, dan Lainnya
Secara kimia, gula terdiri dari beberapa jenis molekul, di antaranya glukosa dan fruktosa. Glukosa adalah sumber energi utama tubuh dan diserap langsung oleh sel melalui insulin.Â
Fruktosa, yang sering ditemukan dalam buah-buahan dan sirup jagung tinggi fruktosa (HFCS), diproses di hati dan berkontribusi pada penumpukan lemak jika dikonsumsi berlebihan.Â
Mengutip dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), konsumsi fruktosa berlebih dapat memicu resistensi insulin dan penyakit hati berlemak non-alkohol.