Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membenahi Masa Depan Bangsa Dimulai dari Terciptanya Kepedulian Bersama

25 Januari 2025   17:15 Diperbarui: 25 Januari 2025   17:15 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membenahi Masa Depan Bangsa Dimulai dari Terciptanya Kepedulian Bersama, Photo by Markus Spiske: pexels.com

Keresahan akan masa depan bangsa kerap muncul ketika kita melihat kondisi anak dan remaja saat ini. 

Banyak dari mereka tumbuh tanpa figur orang tua yang mampu memberikan komunikasi yang sehat dan membangun sehingga membuat masa depan bangsa ini seolah suram.

Fenomena ini memunculkan istilah seperti "generasi stroberi," "fatherless generation," hingga tekanan yang dialami "sandwich generation." 

Namun, alih-alih menyalahkan satu pihak, kita perlu memahami bahwa ini adalah masalah kolektif yang membutuhkan perhatian bersama.

Generasi Stroberi: Rentan Tapi Berharga

Istilah "generasi stroberi" pertama kali diperkenalkan di Taiwan untuk menggambarkan anak muda yang tampak mengilap di luar tetapi rapuh di dalam. 

Generasi ini sering dianggap kurang tahan banting terhadap tekanan hidup. Dalam konteks psikologi, hal ini bisa dikaitkan dengan pola asuh yang overprotektif. 

Menurut teori perkembangan Erik Erikson, tahapan psikososial yang dilalui seorang anak memengaruhi kemampuan mereka menghadapi tantangan di masa dewasa. 

Jika anak tidak diberi kesempatan untuk menghadapi kesulitan atau gagal secara mandiri, mereka mungkin akan kesulitan mengembangkan kemandirian dan ketahanan mental.

Fatherless Generation: Ketika Figur Ayah Tak Hadir

Fenomena "fatherless generation" atau generasi tanpa kehadiran figur ayah menjadi isu serius di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun